"PENSIUNAN"

Monday, April 14, 2008 0 comments

"PENSIUNAN"
Saya sempat berbicara dengan 2 di antara mereka, dan
salah satu Senior Citizen bernama : Peter berusia 53 tahun.
(Warga Negara Canada, di sebuah kota kecil)
Beberapa summary dari pembicaraan kami antara lain:
1. Dia menyampaikan bahwa mereka (Peter & Lisa,
istrinya) bukanlah orang kaya dalam ukuran mereka
sebagai WN Canada.
2. Dia tidak mencemaskan lagi biaya dasar kehidupan
(Living Cost) seperti makan/minum, pakaian, listrik
dan kebutuhan rumah lain.
3. Mereka memiliki jaminan asuransi kesehatan dengan
"Long Term Care".
4. Rumah yang ditempati milik mereka (LUNAS) dengan
luas tanah 14.000 m2 (daerah pertanian/perkebuna n)
5. Anak2 mereka (Joyce dan Steven) sudah mandiri
dan ber-keluarga
6. Mereka memiliki aktifitas ber-kebun dan membuka
repairshop untuk buku-buku langka dan bermutu.
7. Mareka masih bisa travelling (termasuk ke BALI)
setidaknya setiap 3 tahun.
8. Mereka masih dalam keadaan segar bugar, bahagia dan menikmati hidup
Mereka tidak menggantungkan hidup pada orang lain (menjadi BENALU).
Apakah Pensiunan Indonesia dapat memiliki kualitas hidup
yang sama dengan Pensiunan tadi?
Saya percaya ada Pensiunan Indonesia yang memilikinya,
bahkan lebih baik, tetapi secara umum tidak.
Mengapa rata2 Pensiunan Indonesia memiliki kualitas hidup
yang lebih buruk bila dibandingkan saat mereka masih bekerja?
Bukankah saat Pensiun semestinya saat menikmati hasil
karya selama bekerja, sehingga justru kualitas kehidupan
saat Pensiun semestinya "JAUH LEBIH BAIK" daripada
saat bekerja.
Di sini yang saya lihat, ada kesalahan "MINDSET" dan
"CARA BERTINDAK" daripada rata-rata karyawan/pegawai
Indonesia atau Pensiunan yang sudah sampai di 55 tahun.
Apakah Anda mau hidup berkarat, melarat dan sekarat saat
usia pensiun? Padahal Anda sudah "banting tulang" sampai
"makan hati" selama bekerja.
Apakah akan begini cerita hidupku? "NOWAY-LAH"
Demikian dan semoga bermanfaat.
Salam,
Freddy Pieloor
Penulis Best Seller "HOW TO BECOME RICHER"
0816 1 996699
0219 1 996699

Read full post >>

MENGAPA KLAIM ASURANSI ANDA DITOLAK

0 comments

MENGAPA KLAIM ASURANSI
ANDA DITOLAK???
KONDISI SAAT INI
Selama ini Rakyat Indonesia dalam membeli Asuransi sebagian
besar berlaku sebagai "PEMBELI CEROBOH" (KALAU TIDAK
MAU DIKATAKAN BODOH).
Mengapa saya mengatakan CEROBOH, mari kita perhatikan
bagaimana cara mereka membeli asuransi.
Mereka yang kebanyakan membeli secara langsung atau
melalui Agen:
1. Apakah Calon Nasabah dijelaskan secara detail seluruh
KONDISI & PERSYARATAN POLIS oleh pegawai atau
Agen Perusahaan Asuransi?
TIDAK, bilapun ada, hanya satu dua pegawai dan
agen yang menjelaskan seluruh ISI POLIS.
(Eit, jangan protes dulu para sales dan agen Asuransi, saya
tahu risikonya menjelaskan seluruh ISI POLIS dan kemudian
ternyata Calon Nasabah tidak jadi beli. Ekh Capek Dech).
2. Apakah Calon Nasabah mendapatkan SPECIMEN POLIS
yang akan dibelinya, untuk dapat dipelajari dan dipahami
terlebih dahulu sebelum memutuskannya?
TIDAK, bilapun ada, hanya satu dua yang mendapatkannya
dari penjual atau agen asuransi. Mereka jarang melihat
"sampel" atau "dummy" dari POLIS yang akan mereka
bayar dan menjadi "PROTEKSI" dimasa depan.
(Mau beli Handphone saja ada "dummy"nya, mau beli TV saja
bisa coba tekan dan pencet sana-sini)
Bila mereka tidak mendapatkan SPECIMEN POLIS di awal
sebelum memutuskan, maka mereka baru akan menerima
setelah membeli dan membayar.
(Eit jangan komen dulu:
Penjual dan agen biasanya "berdalih": "Kan ada "Masa Tunggu"
dimana Nasabah bisa membatalkan polisnya bila tidak setuju
dengan KONDISI POLIS yang mereka beli").
Menurut saya:
"Mengapa dibatalkan setelah adanya Kontrak (Polis), 'kan lebih
baik tidak ada kontrak kalau memang SPEC-nya sudah tidak
sesuai."
Disini Nasabah diposisikan: "LET THE BUYER BEWARE"
Padahal Asuransi menjunjung tinggi Prinsip "UTMOST GOOD FAITH"
Pihak Asuransi memiliki kewajiban dan sepantasnya menjelaskan
ISI POLIS secara keseluruhan, terutama terkait masalah HAK &
KEWAJIBAN Asuransi dan Nasabah.
3. Apakah Nasabah akan membaca ISI POLIS sampai tuntas
dan berusaha memahaminya dengan baik?
TIDAK, bilapun ada, pengertian dan pemahaman mereka
akan sangat terbatas, karena POLIS memakai bahasa
hukum dan bukan bahasa gaul.
Kebiasaan Nasabah Asuransi setelah menerimanya, adalah
langsung memasukkannya dalam lemari atau laci. Dan baru
"ditengok" kembali saat terjadi KLAIM atau Perpanjangan.
Padahal hal ini bisa sangat fatal dan terlambat, bila ternyata
KLAIM DITOLAK akibat sesuatu KONDISI.
"PARAH"
Nah disini lah terjadi suatu kondisi yang sangat "PARAH",
dimana Nasabah sebagai Konsumen tidak memahami KONDISI
& PERSYARATAN POLIS yang mereka beli.
Di sisi lain penjual dan agen asuransi, tidak memiliki waktu
yang cukup untuk menjelaskan seluruh ISI POLIS, atau bisa
jadi mereka juga TIDAK MEMAHAMI ISI POLIS.
(Saya yakin hanya sedikit penjual dan agen asuransi yang
telah MEMBEDAH POLIS dan benar2 memahami ISI POLIS)
Padahal kalau Nasabah mau beli Handphone, mereka pasti akan
lebih "ngotot" dan "melotot"
Nasabah konsumen Asuransi, baru akan "ngotot" dan "melotot"
saat KLAIM ASURANSINYA DITOLAK.
"NGOTOT" dan "MELOTOT" dimuka akan lebih bermanfaat
daripada Anda lakukan dibelakang.
Nasabah ngertinya atau tahunya hanya:
"Gua sudah bayar premi, sekarang Lo mesti bayar klaim Gua dong!"
Asuransi akan menjawab:
"Apa Lo nggak pake mata, baca tuh POLIS? Belum ngerti aja,
sudah belagu dan pake marah2 segala"
Atau mungkin ada yang berkomentar dalam hati:
"Salah sendiri kenapa Lo nggak nanya didepan"
SEBAB KLAIM ANDA DITOLAK
Minggu ini saya akan bahas nomor 1 dahulu
Penolakan Nomor 1
Nasabah atau agen salah mengisi PROPOSAL FORM
atau SPPA (Surat Permohonan Penutupan Asuransi).
Sebelum Nasabah dicover oleh Asuransi, maka ybs. harus
mengisi suatu Form dengan JAWABAN2 yang BENAR dan
AKURAT.
Kesalahan pengisian, walau 1 nomor saja dan sepele,
maka bisa mengakibatkan KLAIM DITOLAK.
Oleh sebab itu jangan biarkan agen atau penjual
yang mengisi FORM tsb.
Anda yang harus melakukannya sendiri sebagai Calon
Nasabah dan bila tidak jelas pertanyaannya, tanyakan
kepada penjual atau agen.
Bila Anda masih ragu dengan penjelasan penjual atau agen,
minta dia untuk menuliskan penjelasannya/ pernyataannya
di SPPA serta minta TTD kecil sebagai bukti.
Sebelum Anda membubuhkan TTD, sebaiknya Anda
membaca kembali 2 kali FORM yang telah Anda isi dan
lengkapi. Atau bisa saja Anda minta waktu 1 minggu
untuk merenungkan dan mempertimbangkan kembali
keputusan Anda.
PRINSIP MEMBELI ASURANSI (RED CLAUSE):
"LEBIH BAIK NGOTOT DAN MELOTOT DIDEPAN,
UNTUK MENGHINDARI NGOTOT DAN MELOTOT
DIBELAKANG YANG BESAR KEMUNGKINANNYA
TAK BERGUNA"
Penolakan Nomor 2, akan saya bahas minggu depan.
Demikian dan semoga bermanfaat bagi Anda Calon Nasabah
Asuransi dan juga bagi Anda Nasabah Asuransi, silahkan
PELOTOTIN POLIS yang Anda miliki, sekarang juga.
Salam,
Freddy Pieloor
Penulis Best Seller "How To Become Richer" (H2BR)
Praktisi Asuransi sejak 1987 (www.theAntara. com)
0816 1996699
0219 1996699

Read full post >>

reksadana VS unit-link

0 comments

asuransi adalah u/ mengcover tujuan-tujuan yang tidak kita inginkan
seperti kematian, sakit, terkena penyakit kritis dll, semua manfaat
asuransi dapat dipilih dan dibeli secara tersendiri dengan premi yang
jauh lebih murah, contoh:
jika kita membutuhkan proteksi jiwa senilai Rp 100 jt, maka kalau kita
membeli melalui produk unit-link maka bisa jadi premi yang harus dibayar
adalah sekitar Rp 5 juta hingga Rp 10 jt sedang jika kita memilih produk
murni asuransi maka bisa jadi premi yang kita bayar sekitar Rp 1jt atau
bisa jadi lebih murah lagi.
nah selisih antara Rp 1jt dengan Rp 10 jt tentunya bukan sebanding karena
premi unit link akan mendapat manfaat investasi sedang asuransi murni hanya
murni u/ asuransi.
untuk menyeimbangkan manfaat maka selisih premi yang ada harus diinvestasi
dalam keranjang yang sama, katakan sama-sama pada reksa-dana dan hasilnya
dipastikan jauh akan berkembang yang murni reksadana, mengapa????? ???
pada produk asuransi unit link ada biaya akuisisi atau biaya pemeliharaan polis atau
apapun namanya yang jelas biaya ini adalah biaya yang digunakan oleh pihak
asuransi untuk membiayai urusan marketing dll, biaya ini bukan kecil biasanya
ditahun pertama sekitar 60-90% dari premi yang kita bayar dilanjutkan tahun berikut
dan jika dihitung bisa jadi hingga 2-3 kali dari premi tahunan yang kita bayar.
biaya tersebut belum termasuk biaya cost of insurance dan biaya manager investasi,
nah bisa ngebayang jika kita langsung berinvestasi di reksadana yang hanya dikenakan
biaya pengelolaan yang besarnya tak akan lebih dari 1% dibanding biaya yang harus
dibayar di produk unit link yang biasanya lebih dari 5 % maka akumulasi kedepan akan
pasti berbeda jauh.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah fleksibilitas dalam penarikan dalam tahun
berjalan, jika kita berinvestasi pada unit-link kemudian pada tahun-tahun awal kita ingin
membutuhkan maka bisa jadi akan ada selisih yang cukup besar (dapat disimak pada
ilustrasi dipenawaran unit-link), sedang pada reksadana maka jika setelah tahun pertama
kita membutuhkan dana maka bisa jadi tidak akan ada biaya potongan apalagi sebesar
potongan pada produk reksadana.
semoga wacana diskusi ini bisa menjadi pembelajaran positif, yang jelas memang
saat ini produk unit link memang mendominasi pasar asuransi di-Indonesia, yang jelas
asuransi bukan investasi, jadi akan sangat bijak jika kita bisa memilah antara tujuan
investasi dan proteksi dalam keranjang berbeda
salam melek financial
rasdi
praktisi dan financial konsultan

Read full post >>

Apakah Anda Terlalu Banyak Utang?

Sunday, April 13, 2008 0 comments

Hari ini saya ingin berbagi sedikit mengenai utang. Sebenarnya
tidak semua utang itu buruk, hanya saja dalam kenyataannya
kebanyakan orang tidak tahu cara mengelola utang sehingga pada
akhirnya utang akan menghancurkan kehidupan finansial mereka.

Penggunaan utang untuk keperluan konsumsi adalah kebiasaan buruk.
Terlalu banyak utang negatif ini akan menyebabkan semakin besarnya
beban bunga yang harus dibayarkan setiap bulannya. Pada akhirnya,
orang tersebut akan menjadi budak utang karena harus bekerja hanya
untuk membayar bunga kredit.

Tentunya saya tidak ingin hal ini terjadi pada Anda.
Oleh karena itu untuk berjaga-jaga, dibawah ini saya cantumkan
beberapa petanda kalau-kalau saja Bapak Taurida Adinda sudah terkena
masalah utang:
1. Punya kartu kredit hingga 2-3 buah, atau bahkan lebih
2. Menggunakan kartu kredit hingga ke pembelian barang-barang
kebutuhan sehari-hari seperti makanan.
3. Setelah membayar tagihan, kembali berbelanja lebih banyak
dari tagihan sebelumnya.
4. Kartu kredit sudah hampir mencapai limit, atau bahkan ditolak
karena sudah overlimit.
5. Tidak tahu jumlah utang secara pasti.
6. Hanya bisa mencicil pembayaran minimum dari utang.
7. Tidak memiliki tabungan.
8. Ditelpon oleh penagih utang.
9. Berbohong pada pasangan/keluarga tentang pengeluaran yang
sesungguhnya.

Semakin banyak poin diatas yang sesuai dengan kondisi
Anda, semakin besar peluang Anda terlibat
masalah utang. Waspadai selalu jebakan-jebakan utang, agar
kehidupan finansial Anda tidak diperbudak oleh
utang.

Untuk mempelajari mengenai cara mengelola utang pribadi,
Andaa dapat membaca buku saya yang berjudul:
"Keuangan Pribadi: Resep Rahasia Dibalik Kesuksesan Kaum Kaya".
Buku ini hanya dijual secara online di situs:
http://keuanganpribadi.com


Sekian dulu sharing dari saya untuk kesempatan ini. Sampai
ketemu dalam artikel saya yang selanjutnya.

Regards,



Taurida Adinda

http://keuanganpribadi.com


Read full post >>

Memeriksa Kondisi Keuangan Anda

0 comments

Tanpa terasa tahun 2008 sudah berjalan hampir 4 bulan. Dua
minggu bulan April akan berlalu. Artinya kita telah melalui
kuarter (seperempat) dari tahun 2008. Sudahkah Anda memeriksa kondisi finansial untuk tahun ini?

Kita perlu melakukan pemeriksaan terhadap finansial kita
secara berkala. Adapun beberapa kondisi yang perlu kita periksa
adalah:

1. Apakah jumlah kekayaan Anda meningkat?

Yang paling penting dalam mengelola keuangan adalah peningkatan
jumlah harta Anda. Anda harus menjadi lebih kaya dari Anda
sebelumnya.

2. Apakah Anda sudah melaksanakan rencana keuangan Anda?

Selain untuk kepentingan sekarang, Anda juga perlu membuat
rencana keuangan untuk event-event di masa depan Anda. Misalnya
dana untuk kuliah anak, atau dana untuk pensiun. Sudahkah
Anda membuat rencana keuangan untuk masa depan Anda dan
keluarga? Sudahkah Anda menjalankan rencana tersebut?

3. Apakah tingkat hutang masih dapat ditoleransi?

Jaman sekarang, berhutang sudah menjadi mudah. Tawaran kartu
kredit ada dimana-mana. Anda perlu mewaspadai jumlah hutang
Anda sekarang.
Bandingkan jumlah total hutang Anda dengan
jumlah total asset dan pendapatan Anda. Apakah jumlah hutang
masih dalam batas toleransi? Apabila ternyata nilai hutang
sudah terlalu tinggi, Anda harus segera waspada dan membuat
rencana untuk melunasi hutang Anda.

4. Likuditas harta Anda

Pada saat Anda sedang membutuhkan kas dalam waktu secepatnya,
apakah Anda dapat mencairkan harta Anda? Seberapa besar dana
cadangan yang dapat dicairkan pada masa darurat?

Tentunya masih banyak pertanyaan-pertanyaan dasar yang ingin
Anda ajukan mengenai check-up ini.
"Bagaimana caranya melakukan
check-up financial?" "Apakah kegiatan ini membutuhkan spesialis
keuangan?" "Berapa biaya yang dibutuhkan untuk sekali check-up?"
Atau mungkin Anda merasa keberatan "Apakah saya harus
memberitahukan berapa jumlah pendapatan saya pada orang lain?"

Pertanyaan-pertanyaan diatas terjawab dalam ebook saya yang
berjudul: Check-up Finansial. Ebook ini berisikan tiga langkah
praktis untuk memeriksa kondisi keuangan Anda.
Ebook ini bahkan
disertai dengan worksheet Excel yang akan melakukan perhitungan-
perhitungan finansial yang diperlukan. Jadi Anda dapat
melakukannya sendiri! Tidak perlu membayar tenaga ahli.

Dan jika Anda merasa masih memerlukan pendapat dari ahli, saya kan
membantu Anda. Isikan data pada worksheet yang saya sediakan, dan
kirimkan melalui email. Saya akan menjawab dengan hasil analisa dari
keuangan Anda dan memberikan rekomendasi jika diperlukan. Jasa ini
sepenuhnya GRATIS bagi pembeli panduan ini.

Berapakah uang yang perlu Anda keluarkan untuk
mendapatkan ebook Check-up Finansial? Kabar gembira untuk Anda.
Ebook "Check-up Finansial" saya bagikan GRATIS bersama dengan 2 ebook
lain yang berjudul "Tips dan Trik Membuat Rencana Keuangan Pribadi
Menggunakan Excel" dan "Panduan Investasi:ORI-002".

Tawaran ini hanya berlaku apabila Anda memesan produk
KeuanganPribadi.com dan membayar sebelum 31 Maret 2008. Jadi
pesanlah segera sebelum kehabisan. Kunjungi situs kami di:
http://keuanganpribadi.com



Regards,



Taurida Adinda

http://keuanganpribadi.com


Read full post >>

Kesalahan-Kesalahan Yang Menghalangi Jalan menuju Kekayaan

0 comments

Pagi ini saya ingin berbagi sedikit mengenai kesalahan-
kesalahan finansial yang sering dilakukan sehingga
menghalangi jalan menuju kaya.

Pensiun sejahtera tentunya menjadi keinginan setiap orang.
Sayangnya, dalam kenyataannya hanya sebagian kecil orang
yang berhasil mencapai kondisi ini. Sisanya? Kebanyakan
orang terpaksa terus bekerja hingga tua, atau hidup
bergantung pada keluarga.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya adalah karena
sepanjang hidupnya, kebanyakan orang cenderung melakukan
kesalahan-kesalahan finansial. Banyak yang menganggap
kesalahan ini tidak penting, sehingga menutup matanya
dan membiarkan dirinya tetap salah secara terus-menerus.
Akibatnya akan fatal bagi keuangan di masa tuanya.

Apa saja kesalahan finansial yang sering dilakukan orang?

1. Tidak menentukan tujuan
Bila Anda tidak tahu mau kemana, bagaimana Anda bisa sampai?
Untuk membangun kekayaan, pertama Anda harus memiliki tujuan.
Terlebih dahulu Anda harus menetapkan jumlah uang yang Anda
inginkan, setelah itu baru Anda bisa membuat rencana keuangan.

2. Tidak mengatur pengeluaran kecil
Anda mungkin tahu berapa pengeluaran umum Anda, tetapi apakah
Anda menyadari berapa total uang yang Anda keluarkan untuk
hal-hal kecil? Berhati-hatilah pada pengeluaran kecil,
terlebih lagi untuk yang sering terjadi, karena setelah
dijumlahkan akan bernilai besar.

3. Menyerahkan seluruh pengaturan keuangan pada orang lain
Anda perlu ikut serta dalam membuat rencana keuangan. Dengan
adanya partisipasi ini, maka Anda akan lebih memahami kondisi
finansial Anda sekarang.
Dan Anda mengurangi ketergantungan
terhadap orang yang mengatur keuangan Anda.

4. Mengambil cicilan rumah 30 tahun
Tiga puluh tahun adalah jangka waktu yang terlalu panjang
untuk sebuah kredit. Anda akan berakhir dengan membayar
harga 2 hingga 3 kali harga yang seharusnya bila Anda
bersikeras mencicil tagihan hingga 30 tahun. Ambillah
jangka waktu yang lebih pendek, misalnya 15 tahun. Hal
ini akan menghemat banyak uang Anda.

5. Terlalu banyak hutang
Ingatlah bahwa setiap hutang akan membawa bunga yang harus
Anda bayar. Bunga hutang ini jumlahnya tidak sedikit dan
secara terus-menerus akan mengikis keuangan Anda.
Apabila
Anda ingin sehat secara finansial, Anda harus membayar semua
hutang Anda secepat mungkin.

6. Tidak cukup persiapan pensiun atau terlambat memulai
Masa pensiun perlu direncanakan sedini mungkin. Semakin
cepat Anda memulai, maka semakin sedikit uang yang perlu
Anda tabung setiap bulannya.

7. Menggunakan tabungan hari tua Anda sebelum waktunya
Ingat, apapun yang terjadi, jangan pernah menggunakan uang
pensiun Anda. Kalau tidak, akibatnya akan fatal. Bisa-bisa
Anda pensiun tanpa dana sama sekali.

Anda, selalulah waspada pada kesalahan-kesalahan
finansial. Jangan sampai kesalahan-kesalahan seperti ini
menghalangi jalan Anda menuju kekayaan.

Regards,



Taurida adinda

http://keuanganpribadi.com


Read full post >>

"Budgeting", Urat Nadi Pengelolaan Keuangan Pribadi

0 comments

Dalam buku "Millionaire Next Door" yang menjadi best seller,
Danko dan Stanley membeberkan fakta-fakta yang mereka temukan
dalam survei terhadap orang-orang kaya.
Salah satu fakta yang
menarik disini adalah, bahwa Danko dan Stanley menemukan bahwa
orang-orang kaya menyediakan waktu dua kali lebih banyak daripada
orang biasa untuk melakukan "Budgeting". Dari fakta ini kita
dapat melihat bahwa sebenarnya "budgeting" itu penting sekali
dalam proses perencanaan keuangan.

Apa sih yang dimaksud dengan "budgeting" itu? "Budgeting" adalah
proses pembuatan anggaran pendapatan dan belanja. Mungkin istilah
anggaran pendapatan dan belanja sudah sering terdengar oleh
Anda. Benar, dalam berita-berita di surat kabar
tentunya kita sering mendengar kata APBN alias Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Negara kita saja menggunakan anggaran dalam
perencanaan keuangannya. Kita juga butuh anggaran untuk mengelolah
keuangan kita, dalam hal ini kita sebut saja anggaran pendapatan
dan belanja pribadi/keluarga.

Bagaimana cara membuat anggaran? Pertama-tama, kita definisikan
terlebih dahulu segala jenis pendapatan yang kita miliki. Untuk
kebanyakan orang, sumber pendapatan utamanya adalah gaji. Mungkin
saja masih ada pendapatan lainnya seperti royalti, bunga, pendapatan
sewa, dan lain-lain. Tuliskan saja semua jenis pendapatan Anda,
misalnya:

PENDAPATAN:
Gaji Rp. 4.000.000,-
Royalti Rp. 500.000,-
==================================
TOTAL PENDAPATAN Rp. 4.500.000,-

Nah, selanjutnya Anda perlu mendefinisikan pos-pos pengeluaran
yang besar buat Anda.
Pos-pos pengeluaran ini beragam, sangat
bergantung pada individu/keluarga yang bersangkutan. Biasanya
pos-pos pengeluaran mencakup: makanan/kebutuhan harian, pakaian,
pendidikan, kesehatan, rekreasi, transportasi, asuransi, tabungan,
pembayaran kredit, dan lain-lain.

Setelah Anda mendefinisikan pos-pos pengeluaran Anda, selanjutnya
Anda memberi jatah sejumlah uang untuk masing-masing pos. Misalkan
saja Anda ingin menabung sebesar Rp. 400.000,- setiap bulannya,
atau Anda menjatahkan uang sebesar Rp. 500.000,- untuk keperluan
rekreasi. Berikut dibawah ini adalah contoh anggaran belanja:

BELANJA
Makanan/Kebutuhan Harian Rp. 1.500.000,-
Pakaian Rp. 300.000,-
Pendidikan Rp. 500.000,-
Kesehatan Rp. 300.000,-
Rekreasi Rp. 500.000,-
Transportasi Rp. 300.000,-
Asuransi Rp. 250.000,-
Tabungan Rp. 450.000,-
Pembayaran Kredit Rp. 500.000,-
Lain-lain Rp. 400.000.-
=========================================
TOTAL BELANJA Rp. 4.500.000,-

Pembagian jatah untuk masing-masing pos pengeluaran sangatlah
beragam, tergantung dari sudut pandang Anda terhadap pos
pengeluaran tersebut. Mungkin saja Anda menganggap bahwa rekreasi
tidak begitu penting, dan pendidikan jauh lebih penting bagi Anda.
Jadi Anda dapat memotong sebagian uang rekreasi, dan menambahkan
jatah biaya untuk pos pendidikan.

Ingat, bagaimanapun juga komposisi belanja Anda,
total belanja harus LEBIH KECIL daripada total pendapatan. Usahakan
Anda dapat menabung setidaknya 10% dari total pendapatan.

Tentunya anggaran ini hanya dapat berguna bagi Anda apabila Anda
menerapkannya ke dalam kehidupan harian Anda. Oleh karena itu, setiap
harinya Anda perlu melakukan intropeksi setiap kali Anda mengeluarkan
uang. Periksa kembali untuk pos belanja manakah uang tersebut
dikeluarkan, dan apakah jatah belanja untuk pos tersebut masih
mencukupi? Apabila jatah belanja Anda sudah hampir habis, maka Anda
perlu melakukan penghematan pada pos belanja tersebut.

Demikian sekilas penjelasan dari saya pada kesempatan kali ini mengenai
"budgeting". Apabila Anda tertarik untuk mempelajari
lebih lanjut mengenai "budgeting", maka Anda dapat
membacanya pada buku saya yang berjudul "Keuangan Pribadi: Resep
Rahasia Dibalik Kesuksesan Kaum Kaya". Sampai jumpa pada kesempatan
selanjutnya.

Regards,



Taurida adinda
http://keuanganpribadi.com


Read full post >>

Permen coklat

0 comments

Hari ini saya hendak membahas mengenai salah satu penelitian menarik
yang dilakukan di luar negeri. Dalam penelitian ini, dikumpulkanlah
sejumlah anak kecil ke dalam satu ruangan.
Setiap anak ditawarkan
sebuah permen cokelat dan diberikan dua buah pilihan. Sang anak
boleh langsung memakan permen cokelat tersebut atau menunggu selama
30 menit. Bagi yang bersedia menunggu hingga 30 menit akan diberikan
dua buah permen cokelat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian anak bersedia menunggu
untuk mendapatkan dua buah permen cokelat.

Kemudian penelitian dilanjutkan pada 30 tahun selanjutnya untuk
melihat situasi anak-anak yang langsung memakan permen cokelat
tersebut atau menunggu 30 menit. Ternyata, yang menarik disini
adalah anak-anak yang bersedia menunggu memiliki kualitas kehidupan
yang lebih baik. Mereka lulus dengan nilai yang lebih tinggi,
menjadi karyawan yang lebih baik, ataupun menjadi pengusaha yang
lebih sukses.

Yang perlu diperhatikan dari penelitian ini adalah kemampuan
dari anak-anak untuk menunda kesenangan mereka. Kita semua tahu
anak-anak pasti suka permen cokelat. Disini mereka harus menahan
keinginan mereka untuk memakan permen tersebut selama 30 menit
untuk mendapatkan satu buah permen tambahan.

Bagaimana dengan Anda?

Katakanlah Anda mendapatkan rejeki, seperti bonus
akhir tahun, sebesar 10 juta rupiah. Apa yang akan Anda lakukan?

Apakah Anda langsung berbelanja dan menghabiskan
seluruh 10 juta rupiah itu?

Atau Anda dapat menahan kesenangan, dan
menginvestasikan 10 juta rupiah tersebut? Katakanlah dana tersebut
ditaruh ke reksa dana saham dengan rata-rata return 18% per tahun.
Uang tersebut akan menjadi 20 juta rupiah dalam waktu 4 tahun.

Disini kemampuan menunda kesenangan akan berpengaruh besar.Apabila
Anda tidak dapat menahan keinginan untuk
berbelanja, maka dalam bulan itu juga seluruh uang tersebut akan
habis. Bahkan orang cenderung berbelanja lebih banyak daripada yang
dia dapatkan.

Perlu diingat bahwa dalam pengelolaan keuangan pribadi yang
benar, kita harus menyimpan minimal 10% dari seluruh uang
yang kita dapatkan untuk ditabung atau diinvestasikan. Dalam
kasus diatas, kita harus dapat menyisihkan minimal satu juta
rupiah untuk ditabung.

Jadi, sebelum kita berbelanja, pisahkanlah antara apa saja
yang termasuk kebutuhan, dan apa saja yang termasuk keinginan.
Kita boleh membeli barang-barang yang memang kita butuhkan. Namun
sebisa mungkin tundalah pembelian barang-barang yang hanya untuk
kesenangan. Dengan demikian maka kita bisa mendapatkan lebih banyak
uang yang bisa kita investasikan.

Sekian dulu artikel saya untuk hari ini. Sampai jumpa pada
kesempatan berikutnya.

Taurida Adinda

http://keuanganpribadi.com


Read full post >>