Anak adalah investasi masa depan

Friday, June 20, 2008 2 comments

Investasi bukan buang uang!!!!
Saatnya kita berinvestasi untuk anak, jangan pernah menunda karena nilai suatu penundaan adalah penyesalan. Kirimkan data anda dan anak anda, maka kami akan membuat ilustrasi investasi untuk anda.
kirimkan biodata orang tua:
Nama :
Tgl lahir
Jenis kelamin:
merokok/tidak merokok:

Anak anda
Nama :
Tgl lahir :
Jenis kelamin :

Kirim ke adhiendha.m@gmail.com

Untuk Konfirmasi dan pertanyaan, silakan hubungi:
08129713476
08888322897
atau email :
adhiendha.m@gmail.com

Taurida Adinda


http://keuanganpribadi.com




info lowongan kerja terbaru - kerja di rumah


Tips dan trik mendapatkan rumah gratis


Image and video hosting by TinyPic

Read full post >>

Menyicil Biaya Pemberangkatan Ibadah Haji

Saturday, June 14, 2008 0 comments

Naik haji adalah rukun Islam ke-5 yang paling berat dilakukan. Mengapa? Karena untuk melaksanakannya tidak hanya niat dan fisik yang kuat tetapi harus mempunyai harta. Hal ini yang sering menjadi batu sandungan bagi, orang-orang yang ingin menunaikan ibadah haji.
Tetapi jangan takut, sekarang sudah ada solusi yang tepat guna dan multi fungsi. Kami akan membantu Anda untuk menyempurnakan rukun Islam.
Caranya gampang, hanya menabung minimal Rp. 350.000,- per bulan selama 10 tahun. Ko lama, tentu saja hal ini disebabkan jenis tabungan yang Anda Inginkan adalah tabungan minimal. Jika Anda menabung > Rp. 350.000,- maka Anda akal lebih cepat naik hajinya.

Untuk Konfirmasi dan pertanyaan, silakan hubungi:
08129713476
08888322897
atau email :
adhiendha.m@gmail.com

Taurida Adinda


http://keuanganpribadi.com




info lowongan kerja terbaru - kerja di rumah


Tips dan trik mendapatkan rumah gratis


Image and video hosting by TinyPic

Read full post >>

Menabung dapat Perlindungan

0 comments

Image and video hosting by TinyPic
Ayoo menabung
Saat ini ada jenis tabungan yang berbeda dari jenis bank konvensional. Menabung secara rutin terus-menerus selama 10 tahun akan menadapatkan plus plus. Menabung dengan setoran minimal Rp 350.000,- tiap bulannya selama 10 tahun akan mendapatkan perlindungan dan investasi yang menarik.
Tertarik!!!!!
Hubungi saya di
08129713476
08888322897
atau email adhiendha.m@gmail.com

Taurida Adinda


http://keuanganpribadi.com




info lowongan kerja terbaru - kerja di rumah


Tips dan trik mendapatkan rumah gratis


Image and video hosting by TinyPic

Read full post >>

Menabung itu penting

Thursday, June 5, 2008 0 comments

kita bekrja setiap hari hanya ada satu harapan yaitu mendapatkan uang. lalu uang itu akan kita apakan? kita pakai untuk memenuhi/membeli kebutuhan sehari-hari. Apakah semua uang tersebut akan kita habiskan? Tentu tidak, kita akan menyisihkan sebagian pendapatn kita untuk di tabung. Menabung bertujuan untuk persiapan masa depan, persiapan sekolah anak, membeli baju, membeli rumah, membeli mobil. Namun bagaimana terjadi hal buruk menimpa kita?semua hal yang kita impikan ke depan akan hilang semuanya tanpa sisa, putus tidak ada harapan.
Tentu hal tersebut tidak kita inginkan. Lalu bagaimana, takdir ditangan Tuhan kita hanya bisa berusaha dan berencana.
Coba anda sekalian menabung di prudential atau prusyariah, semua impian dan harapan Anda Insyaallah akan tercapai.
Bagaimana cara?????
kirim sms atau telpon ke 08129713476/08888322897 atau email ke adhiendha.m@gmail.com untuk lebih jelasnya?

Taurida Adinda


http://keuanganpribadi.com




info lowongan kerja terbaru - kerja di rumah


Tips dan trik mendapatkan rumah gratis


Image and video hosting by TinyPic

Read full post >>

Asuransi Syariah: sistem atau produk?

Wednesday, June 4, 2008 0 comments

Lagi browsing mailing list ketemu bahan bacaan bagus lumayan nambah ilmu tentang asuransi syariah. liat aja sendiri dibawah ini

Optimisme industri dan regulator asuransi syariah bahwa asuransi yang berlandaskan syariah Islam ini akan mengalami pertumbuhan yang pesat menemukan titik cerah. Tahun 2007 ditutup dengan pencapaian yang sangat baik di industri asuransi syariah terutama asuransi jiwa syariah. Secara industri, asset asuransi jiwa syariah mengalami kenaikan lebih dari 100% dari tahun 2006 ke tahun 2007. Data KARIM Business Consulting menunjukkan bahwa asset asuransi jiwa syariah meningkat pesat dari 620 Milyar pada Desember 2006 menjadi lebih dari 1,5 trilliun pada akhir 2007. Demikian juga dari sisi produksi premi mengalami peningkatan fantastis dari 300 an milyar di akhir tahun 2006 menjadi lebih dari 1 trilliun pada akhir 2007 atau mengalami peningkatan 3x lipat. Walaupun jika dicermati kenaikan tersebut disumbang 30% nya oleh Prudential life Assurance yang baru membuka cabang syariah dan menawarkan produk unit link syariah nya pada kuartal ke 4 tahun 2007. Asset
Prudential cabang syariah mencapai 496 Milliar dan premi bruto sebesar 410 milliar (laporan publikasi tahun 2007). Namun secara rata – rata perusahaan maupun cabang asuransi syariah mengalami peningkatan asset maupun premi antara 50% – 100% di tahun 2007. Sebut saja seperti AJB Bumiputera 1912, Allianz Life Cabang Syariah, AIA Cabang Syariah ataupun BNI Life Syariah yang di tahun 2007 ini assetnya mengalami peningkatan diatas 100% . Demikian juga Asuransi Syariah Mubarakah yang tahun ini kembali bergairah ditandai dengan produksi premi bruto nya yang mengalami peningkatan lebih dari 500% dari tahun sebelumnya.

Dari sisi asuransi kerugian peningkatan kinerja keuangan tahun 2007 memang tidak setinggi asuransi jiwa , namun juga patut disyukuri karena di tahun 2007 ini peningkatan asset secara industri berkisar 70% dengan growth tahun 2006 – 2007 berkisar 50%. Rata – rata perusahaan/cabang asuransi kerugian syariah mengalami peningkatan asset sebesar 30 – 50% dari tahun 2006 kecuali MAA General yang assetnya meningkat tajam dari 3 milyar menjadi 36 milyar di tahun 2007. Demikian juga peningkatan premi rata – rata industri sebesar 50% di tahun 2007 dimana ada beberapa cabang syariah megalami peningkatan premi diatas 100% seperti Bumida, Adira ataupun Staco, namun beberapa asurani lain growth preminya di level 50 – 100% bahkan ada juga yang dibawah 10%.

Dari sisi pengembangan produk, pada saat ini produk yang ditawarkan oleh asuransi syariah sudah cukup beragam. Asuransi syariah yang sebelumnya identik dengan asuransi haji kini tidak lagi terbatas pada produk –produk dasar ataupun produk tradisional. Dari sisi asuransi jiwa produk – produk unit link yang menjadi primadona pada asuransi konvensional sekarang juga menjadi market leader di asuransi jiwa dan terbukti mampu mendongkrak pendapatan premi maupun asset perusahaan asuransi jiwa syariah. Dari yang front end load maupun back end, riders yang variatif, kemudahan akses dan informasi, berbagai pilihan fund yang sesuai dengan prinsip investasi berdasarkan syariah membuat produk ini semakin diminati. Apalagi ditunjang dengan tenaga pemasar baik itu agen maupun bancassurance yang agresif serta promosi dan edukasi membuat masyarakat semakin mengerti apa itu asuransi syariah dan produk asuransi syariah.
Produk tradisional seperti kesehatan baik untuk individu dan kumpulan pun semakin berbenah untuk memberikan layanan yang prima ditambah dengan value tambahan yaitu pembagian surplus underwriting di akhir periode pertanggungan.

Asuransi kerugian syariah yang portfolionya didominasi oleh motor dan harta benda juga terus menambah ragam produk yang ditawarkannya termasuk produk penjaminan syariah seperti surety bond.


Sistem atau produk?
Sering menjadi pertanyaan dengan pertumbuhan yang mengesankan dari industri asuransi syariah tersebut apakah juga disertai dengan perbaikan sistem dan mekanisme operasional dari asuransi syariah itu sendiri? Minimnya regulasi dan juga political will dari manajemen perusahaan asuransi maupun cabang syariah dari asuransi konvensional membuat masyarakat masih bertanya- tanya, apakah ini sebuah sistem baru yang ditawarkan dengan berbagai keunggulan terutama aspek syariah ataukah hanya sebuah produk baru dengan bernuansa syariah?
Mencermati beberapa produk dan juga polis asuransi syariah kita masih akan bertanya – tanya “kenapa sangat mirip atau bahkan bisa dikatakan tidak ada bedanya dengan produk konvensional?” Apakah cukup dengan perbedaan warna polis, penambahan kata syariah pada nama produk ataupun penambahan logo perusahaan? Bagaimana dengan sistem pengelolaannya? Kenapa cabang syariah kelihatan seperti hanya sekedar sebuah formalitas untuk mendapatkan ijin menjual produk syariah dari Bapepam LK?

Regulasi dan Dewan pengawas syariah
Kita sangat bersyukur regulator seperti Biro Asuransi Bapepam LK dan juga Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia aktif dalam mensupport perkembangan asuransi syariah di tanah air melalui fatwa – fatwa yang dikeluarkan dan juga regulasi terkait asuransi syariah seperti keputusan menteri keuangan (KMK).
Dewan Syariah Nasional juga menunjuk dan menetapkan Dewan Pengawas Syariah untuk mengawasi dan memberikan rekomendasi dari aspek syariah dalam pengembangan produk, pemasaran, maupun operasional perusahaan. Biro Asuransi juga dalam dalam ketentuan baru nya mengenai produk maupun dokumentasi asuransi syariah telah memberikan check list terhadap dokumen – dokumen seperti surat pengajuan asuransi jiwa/kerugian, ketentuan – ketentuan dalam polis, sales quaotation atau ikhtisar pertanggungan bahkan sampai kepada ketentuan mengenai brosur yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi. Dengan demikian diharapkan peran DPS dapat dioptimalkan sehingga setiap produk, cara pemasaran maupun aspek operasional dari di perusahaan asuransi telah terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi aspek syariah dari Dewan Pengawas Syariah, tidak terbatas pada pernyataan kesesuaian syariah pada laporan keuangan perusahaan.

Dengan adanya ketantuan mengenai produk dan dokumentasi dari Biro Asuransi Bapepam LK yang dikeluarkan bulan Maret 2008 ini diharapkan perusahaan asuransi sudah memiliki pegangan aspek – aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam setiap produk, ilustrasi, polis, maupun brosur asuransi syariah. Keharusan adanya akad antar sesama peserta, akad antara peserta dengan perusahaan, transparansi biaya – biaya, ketentuan mengenai surplus underwriting dan ketentuan lainnya harus ada dalam dokumen – dokumen tersebut. Dengan demikian bagi perusahaan yang meluncurkan produk baru ataupun baru mengajukan ijin perusahaan/pembukaa n cabang syariah sudah harus menyesuaikan dengan ketentuan tersebut. Diharapkan produk dan perusahaan/cabang asuransi yang sudah berjalan dapat menyesuaikan dengan ketentuan tersebut.

Selain itu dengan akan dikeluarkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan untuk Asuransi Syariah (PSAK no 111) akan makin memperjelas operasional asuransi syariah yang sesuai dengan prinsip syariah seperti pemisahan premi menjadi dana tabarru’peserta dan ujrah perusahaan, pemisahan laporan perusahaan dan laporan dana peserta, penghitungan dan pendistribusian surplus underwriting dan aspek – aspek operasional dan akuntansi lainnya.

Walaupun diperlakukan seolah seperti produk, sistem pengelolaan harus tetap sesuai syariah

Definisi asuransi syariah menurut Fatwa DSN no 21 tahun 2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. SedangkanAAOIFI menyebutkan bahwa asuransi syariah adalah sistem menyeluruh yang pesertanya mendonasikan (derma) sebagian atau seluruh kontribusinya yang digunakan untuk membayar klaim atas kerugian akibat musibah pada jiwa, badan, atau benda yang dialami oleh sebagian peserta yang lain.
Dari sini peranan perusahaan asuransi syariah hanya terbatas pada pengelolaan risiko (termasuk mengadministrasikan , melakukan underwriting, membayar klaim, memasarkan, dll) dan pengelolaan dana tabarru’ melalui investasi yang sesuai syariah

Perusahaan asuransi boleh saja memperlakukan seolah – olah hanya sebuah produk baru yaitu produk syariah, namun segala hal yang berhubugan baik dari aspek spesifikasi produk, dokumentasi seperti ilustrasi/ikhtisar pertanggungan, polis, sampai kepada brosur, maupun pengelolaan yang juga mencakup akuntansi dan pelaporan benar – benar dilakukan sesuai dengan prinsip syariah.

Dengan demikian tidak perlu lagi ada pertanyaan “ apakah asuransi syariah adalah sebuah sistem atau sekedar tren produk?” karena jawabannya adalah “ baik produk ataupun sistem yang pasti sudah sesuai dengan prinsip syariah”. Financial performance yes, syariah compliant is a must.


Nina Mudrikah H
Consultant
KARIM Business Consulting
021 - 5203121

ps: tulisan diatas adalah asli bikinan nina M H, tanpa pengurangan or tambahan kata atau kalimat

Taurida Adinda


http://keuanganpribadi.com




info lowongan kerja terbaru - kerja di rumah


Tips dan trik mendapatkan rumah gratis


Image and video hosting by TinyPic

Read full post >>

Premi asuransi jiwa 2007 capai Rp44,4 triliun

Saturday, May 24, 2008 0 comments

JAKARTA: Industri asuransi jiwa sepanjang 2007 membukakan premi mencapai Rp44,4 triliun atau tumbuh 67% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp26,5 triliun.

Hal itu disimpulkan dari data bisnis asuransi jiwa (anaudited) yang diikuti 40 perusahaan asuransi jiwa di Tanah Air. Dari total pendapatan premi tersebut sebesar Rp30,6 triliun diantaranya adalah pendapatan premi bisnis baru.

“Angka tersebut tumbuh signifikan sebesar 94% atau melesat dibandingkan periode yang sama 2006 yang mencapai Rp15,8 triliun,” ujar Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Evelina Pietruschka di sela jumpa pers kinerja industri asuransi jiwa di Jakarta.

Kebangkitan industri asuransi jiwa, ujar Evelina, tidak lepas dari membaiknya kondisi perekonomian nasional dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memiliki asurans jiwa.

Di sisi lain, industri asuransi jiwa nasional juga terus melakukan inovasi produk dan meningkatkan kualitas jalur distribusi. Industri asuransi jiwa nasional juga membukakan pertumbuhan pendapatan dari hasil investasi sebesar Rp10,4 triliun.

Angka tersebut tumbuh 75% dibandingkan tahun sebelumnya Rp5,9 triliun. Sehingga, total pendapatan industri asuransi jiwa mencapai Rp58,2 triliun atau tumbuh 76% dibandingkan tahun sebelumnya Rp33,1 triliun. (dj)

Taurida Adinda


http://keuanganpribadi.com




info lowongan kerja terbaru - kerja di rumah


Tips dan trik mendapatkan rumah gratis


Image and video hosting by TinyPic

Read full post >>

Dapatkan proteksi seumur hidup dari kartu kredit anda

Sunday, May 18, 2008 0 comments

Apaan ya kira-kira yang akan kita dapatkan jika punya kartu kredit? pastinya hanyalah tagihan, meskipun diberikan hal yang lainnya. Saat ini kita manfaatkan kartu kredit untuk perlindungan kita, keluarga atau seseorang yang kita sayangi.
Hanya membayar premi dengan minimal nominal sebesar Rp. 350.000,- anda sudah dapat proteksi seumur hidup. Eeeeeiiiiiit tunggu dulu, anda juga akan mendapatkan perlindungan kecelakaan, rumah sakit, perlindungnan untuk keluarga yang disayangi (pendamping hidup), dan yang paling spesial adalah jaminan di hari tua. Iya, selain diberikan perlindungan kita juga mendapatkan jaminan hari tua.
Appan tuh?
Nah, dah mulai tetarikkan !!!!
Ini adalah Asuransi Jiwa Prudential, yaitu asuransi yang memberikan perlindungan lebih kepada nasabahnya. Perlindungan, tabungan dan investasi atau yang lebih dikenal dengan Unit Link. Bagaimana caranya punya kartu kredit bisa mendapat perlindungan, tabungan+investasi?
Hanya dengan mengisi data
Nama :
TTL :
Sex :
Smoking : yes/no*
*pilih salah satu

Saya akan memberitahukan anda bagaimana caranya
It's a just simple like that. sooo don't westing time, call me at 08129713476, 08888322897 or u can email me adhiendha.m@gmail.com
Regards,



Taurida Adinda


http://keuanganpribadi.com




info lowongan kerja terbaru - kerja di rumah

Read full post >>

Mengalihkan Resiko Ke Asuransi

Friday, April 25, 2008 0 comments

Mengalihkan Resiko Ke Asuransi

Contoh kasus

Saya juga pasangan yang baru menikah (1 tahun). Saya dan istri saya
kurang memiliki ketrampilan untuk mengelola uang. Kami berdua bekerja
di bidang sosial & sering kali menghabiskan sejumlah uang untuk
membantu orang.

Namun, kami ingin memiliki rumah. Problemnya adalah saya mengidap
penyakit yang cukup kronis dan mungkin sulit bagi saya untuk
memprediksikan apa yang akan terjadi setelah 5 tahun dari sekarang
dan ini sangat mempengaruhi sekali ke keputusan saya untuk mengambil
KPR untuk membeli rumah & untuk memiliki anak. Saya ingin sebelum
terjadi apa apa dengan saya, saya harus setidak tidaknya membeli
rumah untuk istri saya.

Berikut data data keuangan saya:
* Gaji saya: Rp. 7,500,000
* Gaji Istri saya: Rp. 3,500,000
* Cicilan Mobil (berakhir november 2009): Rp. 5,164,000
* Makan & kebutuhan sehari hari: Rp. 2,000,000
* Bensin: Rp. 600,000
* Mobile phone: Rp. 1,000,000
* Biaya kesehatan per 3 bulan: Rp. 8,000,000

Saya juga seorang consultant, yang berarti saya punya pemasukan tidak
tetap yang berkisar antara $2,000 – 5,000/project. Tapi ini sangat
tidak tetap, bisa 1 project dalam 3 – 4 bulan. Problemnya adalah saya
memiliki penyakit ini dan sangat sulit untuk memutuskan untuk
mengambil KPR, karena saya tidak mau bila sesuatu terjadi pada saya,
istri saya yang harus menanggungnya. Saya pikir saya ingin mengambil
rumah yang berkisar 400 – 500 Juta, karena saya ingin meninggalkan
istri saya dengan sesuatu dimana dia bisa nyaman & anak saya bisa
nyaman juga, walaupun saya tahu kenyamanan itu masih bisa terwujud
dengan rumah dengan lower budget. Namun kalau saya punya options
untuk mengambil rumah yang sesuai dengan keinginan istri saya, saya
akan senang untuk mengambil option yang itu.

Jawaban:

Ini adalah contoh kasus yang unik. Seorang suami, yang mengidap
penyakit kronis, ingin merencanakan keuangan untuk keluarganya
ketika sang suami telah diada. Biasanya kita membuat rencana untuk
masa depan dimana seluruh anggota keluarga masih ada, namun dalam
kasus unik ini kita membuat rencana keuangan untuk anggota keluarga
yang ditinggalkan.

Mari kita analisa kondisi keuangan keluarga. Pendapatan keluarga
berasal dari 2 orang, yaitu suami dan istri. Namun pendapatan
terbesar didominasi oleh suami. Tanpa keberadaan suami, maka keluarga
akan kehilangan pendapatan tetap sebesar Rp. 7.500.000,- dan
pendapatan sampingan dari konsultasi proyek. Secara total pendapatan
keluarga tinggal Rp. 3.500.000,-.

Sementara dari sisi pengeluaran, tanpa keberadaan suami, sang istri
tetap harus membayar penuh cicilan mobil sebesar Rp. 5.164.000,-.
Pengeluaran lainnya, bisa kita anggap hilang separuhnya karena ini
adalah pengeluaran variabel yang berdasarkan pada jumlah anggota
keluarga. Kita asumsikan keluarga sudah tidak perlu membayar biaya
kesehatan, jadi arus kas untuk keluarga tanpa keberadaan suami
kurang lebih seperti dibawah ini:
* Gaji Istri saya: Rp. 3,500,000
* Cicilan Mobil (berakhir november 2009): Rp. 5,164,000
* Makan & kebutuhan sehari hari: Rp. 1,000,000
* Bensin: Rp. 300,000
* Mobile phone: Rp. 500,000

Apa yang terjadi? Ternyata gaji istri tidak sanggup membayar cicilan
mobil. Cicilan ini menyebabkan keuangan keluarga semakin hari menjadi
semakin defisit. Dan pada saat keluarga sudah tidak sanggup lagi
membayar cicilan, pihak kreditur akan menyita mobil tersebut.

Demikian juga yang akan terjadi dengan cicilan rumah. Apabila tidak
dirancang dengan cermat, maka istri akan kewalahan untuk membayar
cicilan. Dengan tingkat pendapatan sekarang, istri hanya dapat
menyediakan uang sebesar Rp. 1.200.000,- per bulannya untuk membayar
cicilan seluruh hutangnya. Jadi apabila ingin mengambil KPR, suami
harus mencari solusi dimana per bulannya hanya perlu membayar
Rp. 1.200.000,-. Mungkin dengan cara membayar uang muka lebih banyak,
atau dengan cara mencari rumah yang harganya lebih murah.

Yang perlu diperhatikan dari contoh kasus ini adalah pernyataan
suami “saya tidak mau bila sesuatu terjadi pada saya, istri saya yang
harus menanggungnya.” Suami menyadari bahwa segala hutang yang
dibuatnya harus ditanggung oleh keluarganya. Terus terang saja,
jarang loh orang kepikiran hal seperti ini. Mungkin Anda tidak
menyadari bahwa seluruh hutang Anda akan diwariskan ke keluarga
yang Anda tinggalkan.

Coba bayangkan berapa banyak hutang Anda sekarang. Cicilan rumah,
cicilan mobil. Bahkan hingga ke cicilan kartu kredit yang masih belum
terbayar. Semuanya akan ditimpakan ke istri dan anak Anda, apabila
terjadi sesuatu pada Anda. Bagaimana nasib keluarga yang ditinggalkan?
Akankah mereka mampu melunasi hutang? Semua ini harus Anda pikirkan
sejak sekarang, dan direncanakan dengan matang. Jangan sampai keluarga
Anda harus tinggal di jalanan, atau anak Anda harus putus sekolah,
hanya karena terjadi sesuatu pada Anda sebagai sumber pendapatan
utama keluarga.
Hal ini kita sebut dengan resiko finansial keluarga.

Bagaimana cara mengantisipasi resiko finansial? Bagi Anda yang masih
tergolong sehat, cara yang paling efektif adalah dengan
mengalihkannya ke asuransi. Belilah asuransi jiwa dengan UP yang
mencukupi. Jadi apabila terjadi sesuatu pada Anda, maka pihak
asuransi akan memberikan sejumlah uang (UP) kepada keluarga yang
ditinggalkan. Uang inilah yang akan digunakan oleh keluarga untuk
membayar hutang, dan membiayai keperluan hidup.

Berapakah nilai UP yang mencukupi? Ada 3 hal yang perlu diperhatikan
dalam menghitung nilai UP. Penjelasan berikut ini dimulai dari
prioritas yang paling tinggi.

1. Jumlah seluruh hutang Anda.

Nilai minimal UP adalah jumlah seluruh hutang Anda. Hitunglah segala
cicilan yang belum terbayar, seperti cicilan mobil, cicilan rumah,
pinjaman teman, pinjaman koperasi, kartu kredit, dan segala macam
hutang. Jumlahkan seluruhnya. Maka inilah nilai minimal UP Anda.
Jadi andaikata terjadi sesuatu kepada Anda, maka keluarga Anda akan
menerima uang dari asuransi yang dapat digunakan untuk melunasi
seluruh hutang Anda. Dalam hal ini Anda tidak mewariskan hutang
kepada keluarga yang ditinggalkan.

2. Biaya hidup keluarga selama 5 tahun.

Nilai berikut yang perlu diperhitungkan untuk UP adalah biaya hidup
keluarga selama 5 tahun. Apabila perhitungan pertama sudah terpenuhi,
maka Anda perlu memikirkan biaya hidup keluarga Anda. Terutama untuk
keluarga yang hanya memiliki satu sumber penghasilan. Apabila terjadi
sesuatu yang menimpa sumber penghasilan keluarga, maka keluarga yang
ditinggalkan tidak memiliki penghasilan lagi.
Dengan apakah keluarga
membayar kebutuhan hidup? Jawabannya adalah dengan UP asuransi jiwa.
UP asuransi jiwa harus dapat membayar kebutuhan hidup keluarga selama
5 tahun, dengan asumsi setelah itu keluarga yang ditinggalkan sudah
mendapatkan sumber penghasilan baru untuk membiayai kebutuhan
hidupnya.

3. Biaya pendidikan anak.

Untuk taraf hidup sekarang, kehidupan seorang anak sangat bergantung
pada pembiayaan dari orang tuanya hingga anak lulus dari kuliah.
Apabila terjadi sesuatu terhadap orang tua yang menjadi sumber
penghasilan keluarga, maka anak tidak dapat membayar biaya kuliahnya.
Akibatnya, terjadilah putus sekolah. Anak terpaksa langsung terjun
ke dunia kerja, tanpa dibekali pendidikan yang cukup hanya untuk
membiayai kebutuhan hidup sehari-hari.

Disinilah peranan ketiga dari UP yang patut diperhitungkan dalam
rencana keuarga Anda. UP harus cukup untuk membiayai pendidikan anak,
hingga anak lulus kuliah. Setelah itu anak dapat secara mandiri terjun
ke dunia kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga.

Sampai disini dahulu pembahasan konsultasi dalam kesempatan ini. Untuk
informasi lebih lanjut mengenai asuransi, Anda dapat membaca ebook
kami “Keuangan Pribadi: Resep Rahasia Dibalik Kesuksesan Kaum Kaya”.
Ebook ini dapat dipesan secara online di:
http://www.keuanganpribadi.com?


Regards,



Taurida Adinda
http://keuanganpribadi.com


Read full post >>

Rencanakan Hari Tua Anda

Tuesday, April 22, 2008 0 comments

Hari ini saya hendak mengajak Anda untuk membayangkan bagaimana Anda akan menjalani hari-hari di masa pensiun nanti.


Bagaimana bentuk rumah tinggal Anda di masa tua nanti? Apakah cukup rumah sederhana di lingkungan perdesaan yang jauh dari polusi kota? Atau menginginkan
rumah yang besar yang bisa menampung anak dan cucu dan berlokasi di dekat sanak keluarga?

Bagaimana gaya hidup yang Anda inginkan? Apakah Anda ingin menghabiskan waktu untuk hobi seperti memancing, berkebun, golf, dan lain-lain? Atau Anda suka berjalan-jalan ke luar negeri? Atau Anda ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, ingin bermain bersama cucu-cucu yang masih kecil?


Bagaimanapun juga kehidupan yang Anda inginkan tentunya akan jauh lebih baik bila Anda mandiri secara finansial. Artinya, Anda memiliki uang yang cukup untuk membiayai kehidupan sendiri, tidak bergantung kepada anak, ataupun pihak-pihak lain.



Darimanakah penghasilan yang dapat Anda gunakan untuk membiayai kehidupan yang Anda inginkan di hari tua nanti? Dengan asumsi Anda sudah tidak bekerja lagi, maka udah tidak ada penghasilan dari gaji lagi.


Satu-satunya yang dapat Anda andalkan nantinya adalah tabungan hari tua Anda. Tabungan yang Anda sisihkan setiap bulannya di masa muda, yang tujuannya adalah untuk dipergunakan di masa pensiun nanti.


Untuk itu Anda memerlukan rencana keuangan. Rencana keuangan untuk hari tua. Di dalam rencana ini, Anda menghitung berapa biaya yang akan dibutuhkan untuk kehidupan di hari tua nanti, dan dikalikan dengan faktor inflasi. Setelah itu Anda memilih produk investasi apa yang sesuai dengan kepribadian Bapak Taurida Adinda. Dengan perkiraan besarnya return dari investasi tersebut, dan berapa tahun jangka waktu yang dapat dipergunakan untuk berinvestasi, Anda dapat memperkirakan berapa jumlah uang yang perlu disisihkan setiap bulannya untuk hari tua nantinya.


Misalkan saja Tono sekarang berumur 45 tahun, dan hendak pensiun pada umur 55 tahun. Dengan perkiraan gaya hidup yang Tono inginkan nantinya, Tono akan membutuhkan biaya sebesar Rp. 3.000.000,- per bulannya. Dengan perkiraan faktor inflasi sebesar 10% per tahun, pada umur 55 tahun nantinya Tono akan membutuhkan uang sebesar Rp. 7.781.227,- per bulannya. Dengan perkiraan Tono hidup hingga umur 75 tahun, maka jumlah total uang yang Tono perlukan di sepanjang hari tuanya adalah 20 x 12 x Rp. 7.781.227,- atau Rp. 1.867.494.480.


Artinya dalam waktu 10 tahun, Tono harus menginvestasikan uangnya hingga mencapai jumlah Rp. 1.867.494.480,- agar dapat hidup sesuai dengan gaya hidup yang dia mau. Untuk mencapai tujuan tersebut, Tono berinvestasi di reksa dana
saham dengan rata-rata return 20% per tahun. Nah, dengan kalkulator finansial, Tono dapat memperhitungkan bahwa jumlah yang perlu diinvestasikan setiap bulannya adalah
Rp. 1.238.170,-.


Dengan menginvestasikan uang sebesar Rp. 1.238.170,- per bulannya, maka pada umur 55 tahun nanti Tono dapat pensiun dengan gaya hidup yang diinginkannya. Uang yang diinvestasikan pada masa ini nantinya akan ditarik sebesar Rp. 7.781.227,- setiap bulannya untuk membayar biaya hidup Tono.


Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda sudah merencanakan finansial untuk di masa pensiun nanti. Apabila belum, segeralah membuat rencana Anda sekarang juga. Anda dapat mempelajari mengenai cara membuat rencana keuangan dari buku-buku panduan mengelola keuangan pribadi.
Salah satunya adalah ebook panduan karangan saya yang dijual secara online di http://keuanganpribadi.com. Bahkan dalam ebook "Tips dan Trik Membuat Rencana Keuangan Pribadi Menggunakan Excel", saya menyertakan worksheet ang dapat memperhitungkan berapa jumlah uang yang perlu Anda investasikan
untuk rencana pensiun Bapak Taurida Adinda.


Para pakar perencaan keuangan selalu mengatakan bahwa dalam perencanaan keuangan, waktu adalah teman kita. Semakin cepat kita membuat rencana keuangan, maka banyak waktu yang tersedia untuk mengembangkan nilai investasi kita, hingga akhirnya
semakin kecil harga yang perlu kita bayar untuk mengimplementasikan rencana tersebut. Segeralah merencanakan hari tua Bapak Taurida Adinda, mulai dari saat ini juga!


Regards,



Taurida adinda

http://www.keuanganpribadi.com.


Read full post >>

"PENSIUNAN"

Monday, April 14, 2008 0 comments

"PENSIUNAN"
Saya sempat berbicara dengan 2 di antara mereka, dan
salah satu Senior Citizen bernama : Peter berusia 53 tahun.
(Warga Negara Canada, di sebuah kota kecil)
Beberapa summary dari pembicaraan kami antara lain:
1. Dia menyampaikan bahwa mereka (Peter & Lisa,
istrinya) bukanlah orang kaya dalam ukuran mereka
sebagai WN Canada.
2. Dia tidak mencemaskan lagi biaya dasar kehidupan
(Living Cost) seperti makan/minum, pakaian, listrik
dan kebutuhan rumah lain.
3. Mereka memiliki jaminan asuransi kesehatan dengan
"Long Term Care".
4. Rumah yang ditempati milik mereka (LUNAS) dengan
luas tanah 14.000 m2 (daerah pertanian/perkebuna n)
5. Anak2 mereka (Joyce dan Steven) sudah mandiri
dan ber-keluarga
6. Mereka memiliki aktifitas ber-kebun dan membuka
repairshop untuk buku-buku langka dan bermutu.
7. Mareka masih bisa travelling (termasuk ke BALI)
setidaknya setiap 3 tahun.
8. Mereka masih dalam keadaan segar bugar, bahagia dan menikmati hidup
Mereka tidak menggantungkan hidup pada orang lain (menjadi BENALU).
Apakah Pensiunan Indonesia dapat memiliki kualitas hidup
yang sama dengan Pensiunan tadi?
Saya percaya ada Pensiunan Indonesia yang memilikinya,
bahkan lebih baik, tetapi secara umum tidak.
Mengapa rata2 Pensiunan Indonesia memiliki kualitas hidup
yang lebih buruk bila dibandingkan saat mereka masih bekerja?
Bukankah saat Pensiun semestinya saat menikmati hasil
karya selama bekerja, sehingga justru kualitas kehidupan
saat Pensiun semestinya "JAUH LEBIH BAIK" daripada
saat bekerja.
Di sini yang saya lihat, ada kesalahan "MINDSET" dan
"CARA BERTINDAK" daripada rata-rata karyawan/pegawai
Indonesia atau Pensiunan yang sudah sampai di 55 tahun.
Apakah Anda mau hidup berkarat, melarat dan sekarat saat
usia pensiun? Padahal Anda sudah "banting tulang" sampai
"makan hati" selama bekerja.
Apakah akan begini cerita hidupku? "NOWAY-LAH"
Demikian dan semoga bermanfaat.
Salam,
Freddy Pieloor
Penulis Best Seller "HOW TO BECOME RICHER"
0816 1 996699
0219 1 996699

Read full post >>

MENGAPA KLAIM ASURANSI ANDA DITOLAK

0 comments

MENGAPA KLAIM ASURANSI
ANDA DITOLAK???
KONDISI SAAT INI
Selama ini Rakyat Indonesia dalam membeli Asuransi sebagian
besar berlaku sebagai "PEMBELI CEROBOH" (KALAU TIDAK
MAU DIKATAKAN BODOH).
Mengapa saya mengatakan CEROBOH, mari kita perhatikan
bagaimana cara mereka membeli asuransi.
Mereka yang kebanyakan membeli secara langsung atau
melalui Agen:
1. Apakah Calon Nasabah dijelaskan secara detail seluruh
KONDISI & PERSYARATAN POLIS oleh pegawai atau
Agen Perusahaan Asuransi?
TIDAK, bilapun ada, hanya satu dua pegawai dan
agen yang menjelaskan seluruh ISI POLIS.
(Eit, jangan protes dulu para sales dan agen Asuransi, saya
tahu risikonya menjelaskan seluruh ISI POLIS dan kemudian
ternyata Calon Nasabah tidak jadi beli. Ekh Capek Dech).
2. Apakah Calon Nasabah mendapatkan SPECIMEN POLIS
yang akan dibelinya, untuk dapat dipelajari dan dipahami
terlebih dahulu sebelum memutuskannya?
TIDAK, bilapun ada, hanya satu dua yang mendapatkannya
dari penjual atau agen asuransi. Mereka jarang melihat
"sampel" atau "dummy" dari POLIS yang akan mereka
bayar dan menjadi "PROTEKSI" dimasa depan.
(Mau beli Handphone saja ada "dummy"nya, mau beli TV saja
bisa coba tekan dan pencet sana-sini)
Bila mereka tidak mendapatkan SPECIMEN POLIS di awal
sebelum memutuskan, maka mereka baru akan menerima
setelah membeli dan membayar.
(Eit jangan komen dulu:
Penjual dan agen biasanya "berdalih": "Kan ada "Masa Tunggu"
dimana Nasabah bisa membatalkan polisnya bila tidak setuju
dengan KONDISI POLIS yang mereka beli").
Menurut saya:
"Mengapa dibatalkan setelah adanya Kontrak (Polis), 'kan lebih
baik tidak ada kontrak kalau memang SPEC-nya sudah tidak
sesuai."
Disini Nasabah diposisikan: "LET THE BUYER BEWARE"
Padahal Asuransi menjunjung tinggi Prinsip "UTMOST GOOD FAITH"
Pihak Asuransi memiliki kewajiban dan sepantasnya menjelaskan
ISI POLIS secara keseluruhan, terutama terkait masalah HAK &
KEWAJIBAN Asuransi dan Nasabah.
3. Apakah Nasabah akan membaca ISI POLIS sampai tuntas
dan berusaha memahaminya dengan baik?
TIDAK, bilapun ada, pengertian dan pemahaman mereka
akan sangat terbatas, karena POLIS memakai bahasa
hukum dan bukan bahasa gaul.
Kebiasaan Nasabah Asuransi setelah menerimanya, adalah
langsung memasukkannya dalam lemari atau laci. Dan baru
"ditengok" kembali saat terjadi KLAIM atau Perpanjangan.
Padahal hal ini bisa sangat fatal dan terlambat, bila ternyata
KLAIM DITOLAK akibat sesuatu KONDISI.
"PARAH"
Nah disini lah terjadi suatu kondisi yang sangat "PARAH",
dimana Nasabah sebagai Konsumen tidak memahami KONDISI
& PERSYARATAN POLIS yang mereka beli.
Di sisi lain penjual dan agen asuransi, tidak memiliki waktu
yang cukup untuk menjelaskan seluruh ISI POLIS, atau bisa
jadi mereka juga TIDAK MEMAHAMI ISI POLIS.
(Saya yakin hanya sedikit penjual dan agen asuransi yang
telah MEMBEDAH POLIS dan benar2 memahami ISI POLIS)
Padahal kalau Nasabah mau beli Handphone, mereka pasti akan
lebih "ngotot" dan "melotot"
Nasabah konsumen Asuransi, baru akan "ngotot" dan "melotot"
saat KLAIM ASURANSINYA DITOLAK.
"NGOTOT" dan "MELOTOT" dimuka akan lebih bermanfaat
daripada Anda lakukan dibelakang.
Nasabah ngertinya atau tahunya hanya:
"Gua sudah bayar premi, sekarang Lo mesti bayar klaim Gua dong!"
Asuransi akan menjawab:
"Apa Lo nggak pake mata, baca tuh POLIS? Belum ngerti aja,
sudah belagu dan pake marah2 segala"
Atau mungkin ada yang berkomentar dalam hati:
"Salah sendiri kenapa Lo nggak nanya didepan"
SEBAB KLAIM ANDA DITOLAK
Minggu ini saya akan bahas nomor 1 dahulu
Penolakan Nomor 1
Nasabah atau agen salah mengisi PROPOSAL FORM
atau SPPA (Surat Permohonan Penutupan Asuransi).
Sebelum Nasabah dicover oleh Asuransi, maka ybs. harus
mengisi suatu Form dengan JAWABAN2 yang BENAR dan
AKURAT.
Kesalahan pengisian, walau 1 nomor saja dan sepele,
maka bisa mengakibatkan KLAIM DITOLAK.
Oleh sebab itu jangan biarkan agen atau penjual
yang mengisi FORM tsb.
Anda yang harus melakukannya sendiri sebagai Calon
Nasabah dan bila tidak jelas pertanyaannya, tanyakan
kepada penjual atau agen.
Bila Anda masih ragu dengan penjelasan penjual atau agen,
minta dia untuk menuliskan penjelasannya/ pernyataannya
di SPPA serta minta TTD kecil sebagai bukti.
Sebelum Anda membubuhkan TTD, sebaiknya Anda
membaca kembali 2 kali FORM yang telah Anda isi dan
lengkapi. Atau bisa saja Anda minta waktu 1 minggu
untuk merenungkan dan mempertimbangkan kembali
keputusan Anda.
PRINSIP MEMBELI ASURANSI (RED CLAUSE):
"LEBIH BAIK NGOTOT DAN MELOTOT DIDEPAN,
UNTUK MENGHINDARI NGOTOT DAN MELOTOT
DIBELAKANG YANG BESAR KEMUNGKINANNYA
TAK BERGUNA"
Penolakan Nomor 2, akan saya bahas minggu depan.
Demikian dan semoga bermanfaat bagi Anda Calon Nasabah
Asuransi dan juga bagi Anda Nasabah Asuransi, silahkan
PELOTOTIN POLIS yang Anda miliki, sekarang juga.
Salam,
Freddy Pieloor
Penulis Best Seller "How To Become Richer" (H2BR)
Praktisi Asuransi sejak 1987 (www.theAntara. com)
0816 1996699
0219 1996699

Read full post >>

reksadana VS unit-link

0 comments

asuransi adalah u/ mengcover tujuan-tujuan yang tidak kita inginkan
seperti kematian, sakit, terkena penyakit kritis dll, semua manfaat
asuransi dapat dipilih dan dibeli secara tersendiri dengan premi yang
jauh lebih murah, contoh:
jika kita membutuhkan proteksi jiwa senilai Rp 100 jt, maka kalau kita
membeli melalui produk unit-link maka bisa jadi premi yang harus dibayar
adalah sekitar Rp 5 juta hingga Rp 10 jt sedang jika kita memilih produk
murni asuransi maka bisa jadi premi yang kita bayar sekitar Rp 1jt atau
bisa jadi lebih murah lagi.
nah selisih antara Rp 1jt dengan Rp 10 jt tentunya bukan sebanding karena
premi unit link akan mendapat manfaat investasi sedang asuransi murni hanya
murni u/ asuransi.
untuk menyeimbangkan manfaat maka selisih premi yang ada harus diinvestasi
dalam keranjang yang sama, katakan sama-sama pada reksa-dana dan hasilnya
dipastikan jauh akan berkembang yang murni reksadana, mengapa????? ???
pada produk asuransi unit link ada biaya akuisisi atau biaya pemeliharaan polis atau
apapun namanya yang jelas biaya ini adalah biaya yang digunakan oleh pihak
asuransi untuk membiayai urusan marketing dll, biaya ini bukan kecil biasanya
ditahun pertama sekitar 60-90% dari premi yang kita bayar dilanjutkan tahun berikut
dan jika dihitung bisa jadi hingga 2-3 kali dari premi tahunan yang kita bayar.
biaya tersebut belum termasuk biaya cost of insurance dan biaya manager investasi,
nah bisa ngebayang jika kita langsung berinvestasi di reksadana yang hanya dikenakan
biaya pengelolaan yang besarnya tak akan lebih dari 1% dibanding biaya yang harus
dibayar di produk unit link yang biasanya lebih dari 5 % maka akumulasi kedepan akan
pasti berbeda jauh.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah fleksibilitas dalam penarikan dalam tahun
berjalan, jika kita berinvestasi pada unit-link kemudian pada tahun-tahun awal kita ingin
membutuhkan maka bisa jadi akan ada selisih yang cukup besar (dapat disimak pada
ilustrasi dipenawaran unit-link), sedang pada reksadana maka jika setelah tahun pertama
kita membutuhkan dana maka bisa jadi tidak akan ada biaya potongan apalagi sebesar
potongan pada produk reksadana.
semoga wacana diskusi ini bisa menjadi pembelajaran positif, yang jelas memang
saat ini produk unit link memang mendominasi pasar asuransi di-Indonesia, yang jelas
asuransi bukan investasi, jadi akan sangat bijak jika kita bisa memilah antara tujuan
investasi dan proteksi dalam keranjang berbeda
salam melek financial
rasdi
praktisi dan financial konsultan

Read full post >>

Apakah Anda Terlalu Banyak Utang?

Sunday, April 13, 2008 0 comments

Hari ini saya ingin berbagi sedikit mengenai utang. Sebenarnya
tidak semua utang itu buruk, hanya saja dalam kenyataannya
kebanyakan orang tidak tahu cara mengelola utang sehingga pada
akhirnya utang akan menghancurkan kehidupan finansial mereka.

Penggunaan utang untuk keperluan konsumsi adalah kebiasaan buruk.
Terlalu banyak utang negatif ini akan menyebabkan semakin besarnya
beban bunga yang harus dibayarkan setiap bulannya. Pada akhirnya,
orang tersebut akan menjadi budak utang karena harus bekerja hanya
untuk membayar bunga kredit.

Tentunya saya tidak ingin hal ini terjadi pada Anda.
Oleh karena itu untuk berjaga-jaga, dibawah ini saya cantumkan
beberapa petanda kalau-kalau saja Bapak Taurida Adinda sudah terkena
masalah utang:
1. Punya kartu kredit hingga 2-3 buah, atau bahkan lebih
2. Menggunakan kartu kredit hingga ke pembelian barang-barang
kebutuhan sehari-hari seperti makanan.
3. Setelah membayar tagihan, kembali berbelanja lebih banyak
dari tagihan sebelumnya.
4. Kartu kredit sudah hampir mencapai limit, atau bahkan ditolak
karena sudah overlimit.
5. Tidak tahu jumlah utang secara pasti.
6. Hanya bisa mencicil pembayaran minimum dari utang.
7. Tidak memiliki tabungan.
8. Ditelpon oleh penagih utang.
9. Berbohong pada pasangan/keluarga tentang pengeluaran yang
sesungguhnya.

Semakin banyak poin diatas yang sesuai dengan kondisi
Anda, semakin besar peluang Anda terlibat
masalah utang. Waspadai selalu jebakan-jebakan utang, agar
kehidupan finansial Anda tidak diperbudak oleh
utang.

Untuk mempelajari mengenai cara mengelola utang pribadi,
Andaa dapat membaca buku saya yang berjudul:
"Keuangan Pribadi: Resep Rahasia Dibalik Kesuksesan Kaum Kaya".
Buku ini hanya dijual secara online di situs:
http://keuanganpribadi.com


Sekian dulu sharing dari saya untuk kesempatan ini. Sampai
ketemu dalam artikel saya yang selanjutnya.

Regards,



Taurida Adinda

http://keuanganpribadi.com


Read full post >>

Memeriksa Kondisi Keuangan Anda

0 comments

Tanpa terasa tahun 2008 sudah berjalan hampir 4 bulan. Dua
minggu bulan April akan berlalu. Artinya kita telah melalui
kuarter (seperempat) dari tahun 2008. Sudahkah Anda memeriksa kondisi finansial untuk tahun ini?

Kita perlu melakukan pemeriksaan terhadap finansial kita
secara berkala. Adapun beberapa kondisi yang perlu kita periksa
adalah:

1. Apakah jumlah kekayaan Anda meningkat?

Yang paling penting dalam mengelola keuangan adalah peningkatan
jumlah harta Anda. Anda harus menjadi lebih kaya dari Anda
sebelumnya.

2. Apakah Anda sudah melaksanakan rencana keuangan Anda?

Selain untuk kepentingan sekarang, Anda juga perlu membuat
rencana keuangan untuk event-event di masa depan Anda. Misalnya
dana untuk kuliah anak, atau dana untuk pensiun. Sudahkah
Anda membuat rencana keuangan untuk masa depan Anda dan
keluarga? Sudahkah Anda menjalankan rencana tersebut?

3. Apakah tingkat hutang masih dapat ditoleransi?

Jaman sekarang, berhutang sudah menjadi mudah. Tawaran kartu
kredit ada dimana-mana. Anda perlu mewaspadai jumlah hutang
Anda sekarang.
Bandingkan jumlah total hutang Anda dengan
jumlah total asset dan pendapatan Anda. Apakah jumlah hutang
masih dalam batas toleransi? Apabila ternyata nilai hutang
sudah terlalu tinggi, Anda harus segera waspada dan membuat
rencana untuk melunasi hutang Anda.

4. Likuditas harta Anda

Pada saat Anda sedang membutuhkan kas dalam waktu secepatnya,
apakah Anda dapat mencairkan harta Anda? Seberapa besar dana
cadangan yang dapat dicairkan pada masa darurat?

Tentunya masih banyak pertanyaan-pertanyaan dasar yang ingin
Anda ajukan mengenai check-up ini.
"Bagaimana caranya melakukan
check-up financial?" "Apakah kegiatan ini membutuhkan spesialis
keuangan?" "Berapa biaya yang dibutuhkan untuk sekali check-up?"
Atau mungkin Anda merasa keberatan "Apakah saya harus
memberitahukan berapa jumlah pendapatan saya pada orang lain?"

Pertanyaan-pertanyaan diatas terjawab dalam ebook saya yang
berjudul: Check-up Finansial. Ebook ini berisikan tiga langkah
praktis untuk memeriksa kondisi keuangan Anda.
Ebook ini bahkan
disertai dengan worksheet Excel yang akan melakukan perhitungan-
perhitungan finansial yang diperlukan. Jadi Anda dapat
melakukannya sendiri! Tidak perlu membayar tenaga ahli.

Dan jika Anda merasa masih memerlukan pendapat dari ahli, saya kan
membantu Anda. Isikan data pada worksheet yang saya sediakan, dan
kirimkan melalui email. Saya akan menjawab dengan hasil analisa dari
keuangan Anda dan memberikan rekomendasi jika diperlukan. Jasa ini
sepenuhnya GRATIS bagi pembeli panduan ini.

Berapakah uang yang perlu Anda keluarkan untuk
mendapatkan ebook Check-up Finansial? Kabar gembira untuk Anda.
Ebook "Check-up Finansial" saya bagikan GRATIS bersama dengan 2 ebook
lain yang berjudul "Tips dan Trik Membuat Rencana Keuangan Pribadi
Menggunakan Excel" dan "Panduan Investasi:ORI-002".

Tawaran ini hanya berlaku apabila Anda memesan produk
KeuanganPribadi.com dan membayar sebelum 31 Maret 2008. Jadi
pesanlah segera sebelum kehabisan. Kunjungi situs kami di:
http://keuanganpribadi.com



Regards,



Taurida Adinda

http://keuanganpribadi.com


Read full post >>

Kesalahan-Kesalahan Yang Menghalangi Jalan menuju Kekayaan

0 comments

Pagi ini saya ingin berbagi sedikit mengenai kesalahan-
kesalahan finansial yang sering dilakukan sehingga
menghalangi jalan menuju kaya.

Pensiun sejahtera tentunya menjadi keinginan setiap orang.
Sayangnya, dalam kenyataannya hanya sebagian kecil orang
yang berhasil mencapai kondisi ini. Sisanya? Kebanyakan
orang terpaksa terus bekerja hingga tua, atau hidup
bergantung pada keluarga.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya adalah karena
sepanjang hidupnya, kebanyakan orang cenderung melakukan
kesalahan-kesalahan finansial. Banyak yang menganggap
kesalahan ini tidak penting, sehingga menutup matanya
dan membiarkan dirinya tetap salah secara terus-menerus.
Akibatnya akan fatal bagi keuangan di masa tuanya.

Apa saja kesalahan finansial yang sering dilakukan orang?

1. Tidak menentukan tujuan
Bila Anda tidak tahu mau kemana, bagaimana Anda bisa sampai?
Untuk membangun kekayaan, pertama Anda harus memiliki tujuan.
Terlebih dahulu Anda harus menetapkan jumlah uang yang Anda
inginkan, setelah itu baru Anda bisa membuat rencana keuangan.

2. Tidak mengatur pengeluaran kecil
Anda mungkin tahu berapa pengeluaran umum Anda, tetapi apakah
Anda menyadari berapa total uang yang Anda keluarkan untuk
hal-hal kecil? Berhati-hatilah pada pengeluaran kecil,
terlebih lagi untuk yang sering terjadi, karena setelah
dijumlahkan akan bernilai besar.

3. Menyerahkan seluruh pengaturan keuangan pada orang lain
Anda perlu ikut serta dalam membuat rencana keuangan. Dengan
adanya partisipasi ini, maka Anda akan lebih memahami kondisi
finansial Anda sekarang.
Dan Anda mengurangi ketergantungan
terhadap orang yang mengatur keuangan Anda.

4. Mengambil cicilan rumah 30 tahun
Tiga puluh tahun adalah jangka waktu yang terlalu panjang
untuk sebuah kredit. Anda akan berakhir dengan membayar
harga 2 hingga 3 kali harga yang seharusnya bila Anda
bersikeras mencicil tagihan hingga 30 tahun. Ambillah
jangka waktu yang lebih pendek, misalnya 15 tahun. Hal
ini akan menghemat banyak uang Anda.

5. Terlalu banyak hutang
Ingatlah bahwa setiap hutang akan membawa bunga yang harus
Anda bayar. Bunga hutang ini jumlahnya tidak sedikit dan
secara terus-menerus akan mengikis keuangan Anda.
Apabila
Anda ingin sehat secara finansial, Anda harus membayar semua
hutang Anda secepat mungkin.

6. Tidak cukup persiapan pensiun atau terlambat memulai
Masa pensiun perlu direncanakan sedini mungkin. Semakin
cepat Anda memulai, maka semakin sedikit uang yang perlu
Anda tabung setiap bulannya.

7. Menggunakan tabungan hari tua Anda sebelum waktunya
Ingat, apapun yang terjadi, jangan pernah menggunakan uang
pensiun Anda. Kalau tidak, akibatnya akan fatal. Bisa-bisa
Anda pensiun tanpa dana sama sekali.

Anda, selalulah waspada pada kesalahan-kesalahan
finansial. Jangan sampai kesalahan-kesalahan seperti ini
menghalangi jalan Anda menuju kekayaan.

Regards,



Taurida adinda

http://keuanganpribadi.com


Read full post >>

"Budgeting", Urat Nadi Pengelolaan Keuangan Pribadi

0 comments

Dalam buku "Millionaire Next Door" yang menjadi best seller,
Danko dan Stanley membeberkan fakta-fakta yang mereka temukan
dalam survei terhadap orang-orang kaya.
Salah satu fakta yang
menarik disini adalah, bahwa Danko dan Stanley menemukan bahwa
orang-orang kaya menyediakan waktu dua kali lebih banyak daripada
orang biasa untuk melakukan "Budgeting". Dari fakta ini kita
dapat melihat bahwa sebenarnya "budgeting" itu penting sekali
dalam proses perencanaan keuangan.

Apa sih yang dimaksud dengan "budgeting" itu? "Budgeting" adalah
proses pembuatan anggaran pendapatan dan belanja. Mungkin istilah
anggaran pendapatan dan belanja sudah sering terdengar oleh
Anda. Benar, dalam berita-berita di surat kabar
tentunya kita sering mendengar kata APBN alias Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Negara kita saja menggunakan anggaran dalam
perencanaan keuangannya. Kita juga butuh anggaran untuk mengelolah
keuangan kita, dalam hal ini kita sebut saja anggaran pendapatan
dan belanja pribadi/keluarga.

Bagaimana cara membuat anggaran? Pertama-tama, kita definisikan
terlebih dahulu segala jenis pendapatan yang kita miliki. Untuk
kebanyakan orang, sumber pendapatan utamanya adalah gaji. Mungkin
saja masih ada pendapatan lainnya seperti royalti, bunga, pendapatan
sewa, dan lain-lain. Tuliskan saja semua jenis pendapatan Anda,
misalnya:

PENDAPATAN:
Gaji Rp. 4.000.000,-
Royalti Rp. 500.000,-
==================================
TOTAL PENDAPATAN Rp. 4.500.000,-

Nah, selanjutnya Anda perlu mendefinisikan pos-pos pengeluaran
yang besar buat Anda.
Pos-pos pengeluaran ini beragam, sangat
bergantung pada individu/keluarga yang bersangkutan. Biasanya
pos-pos pengeluaran mencakup: makanan/kebutuhan harian, pakaian,
pendidikan, kesehatan, rekreasi, transportasi, asuransi, tabungan,
pembayaran kredit, dan lain-lain.

Setelah Anda mendefinisikan pos-pos pengeluaran Anda, selanjutnya
Anda memberi jatah sejumlah uang untuk masing-masing pos. Misalkan
saja Anda ingin menabung sebesar Rp. 400.000,- setiap bulannya,
atau Anda menjatahkan uang sebesar Rp. 500.000,- untuk keperluan
rekreasi. Berikut dibawah ini adalah contoh anggaran belanja:

BELANJA
Makanan/Kebutuhan Harian Rp. 1.500.000,-
Pakaian Rp. 300.000,-
Pendidikan Rp. 500.000,-
Kesehatan Rp. 300.000,-
Rekreasi Rp. 500.000,-
Transportasi Rp. 300.000,-
Asuransi Rp. 250.000,-
Tabungan Rp. 450.000,-
Pembayaran Kredit Rp. 500.000,-
Lain-lain Rp. 400.000.-
=========================================
TOTAL BELANJA Rp. 4.500.000,-

Pembagian jatah untuk masing-masing pos pengeluaran sangatlah
beragam, tergantung dari sudut pandang Anda terhadap pos
pengeluaran tersebut. Mungkin saja Anda menganggap bahwa rekreasi
tidak begitu penting, dan pendidikan jauh lebih penting bagi Anda.
Jadi Anda dapat memotong sebagian uang rekreasi, dan menambahkan
jatah biaya untuk pos pendidikan.

Ingat, bagaimanapun juga komposisi belanja Anda,
total belanja harus LEBIH KECIL daripada total pendapatan. Usahakan
Anda dapat menabung setidaknya 10% dari total pendapatan.

Tentunya anggaran ini hanya dapat berguna bagi Anda apabila Anda
menerapkannya ke dalam kehidupan harian Anda. Oleh karena itu, setiap
harinya Anda perlu melakukan intropeksi setiap kali Anda mengeluarkan
uang. Periksa kembali untuk pos belanja manakah uang tersebut
dikeluarkan, dan apakah jatah belanja untuk pos tersebut masih
mencukupi? Apabila jatah belanja Anda sudah hampir habis, maka Anda
perlu melakukan penghematan pada pos belanja tersebut.

Demikian sekilas penjelasan dari saya pada kesempatan kali ini mengenai
"budgeting". Apabila Anda tertarik untuk mempelajari
lebih lanjut mengenai "budgeting", maka Anda dapat
membacanya pada buku saya yang berjudul "Keuangan Pribadi: Resep
Rahasia Dibalik Kesuksesan Kaum Kaya". Sampai jumpa pada kesempatan
selanjutnya.

Regards,



Taurida adinda
http://keuanganpribadi.com


Read full post >>

Permen coklat

0 comments

Hari ini saya hendak membahas mengenai salah satu penelitian menarik
yang dilakukan di luar negeri. Dalam penelitian ini, dikumpulkanlah
sejumlah anak kecil ke dalam satu ruangan.
Setiap anak ditawarkan
sebuah permen cokelat dan diberikan dua buah pilihan. Sang anak
boleh langsung memakan permen cokelat tersebut atau menunggu selama
30 menit. Bagi yang bersedia menunggu hingga 30 menit akan diberikan
dua buah permen cokelat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian anak bersedia menunggu
untuk mendapatkan dua buah permen cokelat.

Kemudian penelitian dilanjutkan pada 30 tahun selanjutnya untuk
melihat situasi anak-anak yang langsung memakan permen cokelat
tersebut atau menunggu 30 menit. Ternyata, yang menarik disini
adalah anak-anak yang bersedia menunggu memiliki kualitas kehidupan
yang lebih baik. Mereka lulus dengan nilai yang lebih tinggi,
menjadi karyawan yang lebih baik, ataupun menjadi pengusaha yang
lebih sukses.

Yang perlu diperhatikan dari penelitian ini adalah kemampuan
dari anak-anak untuk menunda kesenangan mereka. Kita semua tahu
anak-anak pasti suka permen cokelat. Disini mereka harus menahan
keinginan mereka untuk memakan permen tersebut selama 30 menit
untuk mendapatkan satu buah permen tambahan.

Bagaimana dengan Anda?

Katakanlah Anda mendapatkan rejeki, seperti bonus
akhir tahun, sebesar 10 juta rupiah. Apa yang akan Anda lakukan?

Apakah Anda langsung berbelanja dan menghabiskan
seluruh 10 juta rupiah itu?

Atau Anda dapat menahan kesenangan, dan
menginvestasikan 10 juta rupiah tersebut? Katakanlah dana tersebut
ditaruh ke reksa dana saham dengan rata-rata return 18% per tahun.
Uang tersebut akan menjadi 20 juta rupiah dalam waktu 4 tahun.

Disini kemampuan menunda kesenangan akan berpengaruh besar.Apabila
Anda tidak dapat menahan keinginan untuk
berbelanja, maka dalam bulan itu juga seluruh uang tersebut akan
habis. Bahkan orang cenderung berbelanja lebih banyak daripada yang
dia dapatkan.

Perlu diingat bahwa dalam pengelolaan keuangan pribadi yang
benar, kita harus menyimpan minimal 10% dari seluruh uang
yang kita dapatkan untuk ditabung atau diinvestasikan. Dalam
kasus diatas, kita harus dapat menyisihkan minimal satu juta
rupiah untuk ditabung.

Jadi, sebelum kita berbelanja, pisahkanlah antara apa saja
yang termasuk kebutuhan, dan apa saja yang termasuk keinginan.
Kita boleh membeli barang-barang yang memang kita butuhkan. Namun
sebisa mungkin tundalah pembelian barang-barang yang hanya untuk
kesenangan. Dengan demikian maka kita bisa mendapatkan lebih banyak
uang yang bisa kita investasikan.

Sekian dulu artikel saya untuk hari ini. Sampai jumpa pada
kesempatan berikutnya.

Taurida Adinda

http://keuanganpribadi.com


Read full post >>

permasalahan kartu kredit

Thursday, April 10, 2008 0 comments

Saat ini saya berumur 28 tahun, dan belum menikah. Rencananya
tahun ini saya akan melangsungkan pernikahan dengan kekasih
saya. Saya juga baru saja pindah kerjaan (belum sampai 3 bulan)
dan mempunyai penghasilan Rp. 3,500,00 per bulan plus bonus
kurang lebih 500rb per bulannya. Total pendapatan kurang lebih
4 juta rupiah. Saat ini saya kos dengan biaya 950rb rupiah per
bulan. Saya juga mempunyai kendaraan sebuah sepeda motor
senilai 8jt rupiah (harga motor bekas sejenis di pasaran)

Saat ini saya mempunyai permasalahan yang sangat pelik. Yaitu
hutang credit card. Saya mempunyai dua buah credit card. Yang
masing-masing jumlah tunggakannya 8 juta dan 5 juta rupiah
dengan bunga 3,75% per bulan dan 4% untuk tarik tunai.

Dulu saya telah berhasil melunasi sampai 0 rupiah tunggakan
credit card saya tersebut, tapi kemudian bertambah lagi
tunggakannya dan saya malah ‘dihadiahi’ satu buah credit card
baru lagi dari bank penerbit credit card saya. Hingga saya
kewalahan seperti sekarang.

Karena tiap bulan harus bayar minimum saldo credit card, saya
selalu kehabisan uang dan akhirnya pinjam orangtua atau tarik
tunai dari credit card saya. Saya juga sudah tidak mampu lagi
membayar asuransi unit link saya di bank yang besarnya 300rb
per bulan. Sudah berbulan-bulan saya tidak menabung di asuransi
unit link saya tersebut.

Saya akui saya boros dan sangat mudah mengeluarkan uang atau
memakai credit card, Cuma kok rasanya sulit sekali untuk
menurunkan gaya hidup saya dan menabung. Mohon pencerahannya
apa yang sebaiknya saya lakukan? Adakah cara yang lebih efektif
untuk melunasi hutang-hutang saya tersebut.

Jawaban:

Tawaran kartu kredit memang menggiurkan, seolah-olah menjadi
solusi untuk keuangan kita. Namun apabila kita tidak berhati-hati,
kita malah terperangkap ke masalah hutang kartu kredit. Tanpa
terasa penggunaan kartu kredit sudah mencapai limit, sementara
kita hanya dapat membayar jumlah minimal setiap bulannya.
Bagaimana cara mengatasi hutang kartu kredit? Ada 2 langkah
yang perlu dilakukan:

1. Mengatur pengeluaran.

Apabila Anda bertanya, darimanakah uang yang digunakan untuk
membayar hutang kartu kredit? Maka jawabannya adalah dari gaji
Anda sendiri. Pada tahap ini saya akan menjelaskan strategi
yang dapat Anda lakukan untuk memberdayakan gaji Anda untuk
membayar hutang kartu kredit.

Pada kasus diatas, Anda menjelaskan bahwa pendapatan Anda adalah
gaji sebesar Rp. 3.500.000,- dan bonus sebesar Rp. 500.000,-.
Jadi pendapatan total adalah Rp. 4.000.000,-. Nah, dana yang
dipergunakan untuk membayar hutang biasanya adalah 30% dari total
pendapatan. Dalam kasus Anda adalah Rp. 1.200.000,-.

Untuk menyisihkan dana sebesar ini, Anda perlu membuat anggaran
belanja yang ketat. Bagilah pos-pos pengeluaran Anda menjadi
beberapa kategori. Kategori yang biasa digunakan adalah tabungan,
makanan, pajak, transportasi, pakaian, perumahan, hiburan,
kesehatan, pendidikan, kebutuhan rumah tangga/kebutuhan sehari-
hari, pembayaran kartu kredit, dan pengeluaran lain-lain.
Untuk kasus ini, Anda sudah menetapkan biaya perumahan (kost)
Rp. 950.000,-, dan pembayaran kartu kredit sebesar
Rp. 1.200.000,-.

Berikan jatah pengeluaran untuk pos pengeluaran lainnya. Ingat
bahwa total pengeluaran tidak boleh melebihi total pendapatan,
berarti tidak boleh lebih dari Rp. 4.000.000,-.

Yang Anda buat ini adalah anggaran pendapatan dan belanja Anda.
Anggaran ini hanyalah berupa rencana. Dan rencana ini harus Anda
jalankan secara disiplin pada bulan yang bersangkutan. Mungkin
Anda akan merasakan beberapa hal yang kurang enak, seperti Anda
harus mengurangi jalan-jalan ke mall agar anggaran hiburannya
tetap on budget, dan lain-lain, namun Anda harus tetap disiplin.
Ingat kembali tujuan Anda: agar dapat terbebas dari hutang kartu
kredit. Dan tetap harus diingat, jangan menambah hutang Anda
pada kartu kredit.

2. Strategi melunasi kartu kredit.

Setelah Anda menjalankan langkah pertama diatas, Anda akan
mendapatkan dana Rp. 1.200.000,- per bulan untuk melunasi kartu
kredit. Sekarang pertanyaan berikutnya, bagaimana strategi untuk
melunasi seluruh hutang kartu kredit yang paling cepat dan
kerugian membayar bunga kartu kredit yang minimal?

Saya akan menjelaskan caranya. Kumpulkan data seluruh kartu kredit
Anda, nilai hutang pada kartu kredit dan tingkat suku bunganya.
Kita misalkan pada kasus ini ada 2 kartu kredit yang nilai bunganya
berbeda:
* Kartu kredit A dengan hutang Rp. 8.000.000,- dan bunga 3,75%.
* Kartu kredit B dengan hutang Rp. 5.000.000,- dan bunga 4%.

Yang pertama, pilihlah kartu kredit dengan bunga yang paling tinggi.
Dari contoh diatas adalah kartu kredit B. Nah, dana untuk membayar
hutang dipusatkan ke kartu kredit ini. Semua kartu kredit selain
kartu kredit B, hanya dibayar sejumlah minimal. Misalkan kartu
kredit A minimal pembayarannya adalah Rp. 50.000,-, maka penggunaan
dana untuk membayar hutang kartu kredit adalah:
* Kartu kredit A dibayar Rp. 50.000,- per bulan.
* Kartu kredit B dibayar Rp. 1.150.000,- per bulan.

Apabila Anda menjalankan rencana tersebut dengan lancar, maka dalam
kurang lebih 5 atau 6 bulan hutang Anda pada kartu kredit B akan
lunas. Selanjutnya, Anda dapat menggunakan seluruh dana pembayaran
kartu kredit untuk kartu kredit A. Setelah kurang lebih 10 bulan,
maka hutang kartu kredit A akan lunas.

Untuk informasi lebih detil, Anda dapat membaca:
1. Ebook “Keuangan Pribadi: Resep Rahasia Dibalik Kesuksesan
Kaum Kaya” Bab 3 mengenai anggaran pendapatan dan pengeluaran.
2. Ebook “Keuangan Pribadi: Resep Rahasia Dibalik Kesuksesan Kaum
Kaya” Bab 5 mengenai manajemen hutang.
Paket ebook panduan mengelola keuangan ini dapat dipesan secara online
di:

http://keuanganpribadi.com


Read full post >>

Anak & Kebiasaan Menabung

Tuesday, April 8, 2008 0 comments

Pernah mendengar sebuah lagu dengan judul "Ayo menabung" (kalau tidak
salah) yang dikarang oleh Titik Puspa? Kami sangat yakin, Anda pernah
mendengarnya. Menabung merupakan sebuah kebiasaan yang harus
ditanamkan dan dimulai sejak dini. Kebiasaan menabung akan sangat
sulit dilakukan bila semana kecil dan remaja Anda tidak terbiasa
dengan pola menabung atau menyisihkan sebagian uang untuk masa depan.

Banyak orang dewasa tidak tahu cara menangani uang dengan benar
karena ketika masih kanak-kanak mereka jarang atau tidak
diperkenalkan dengan permasalahan uang. Orangtua merekalah yang
melakukan semua kegiatan mulai dari berbelanja sampai menabung. Anda
tidak diberikan kesempatan untuk mempelajari persoalan uang, padahal
selama kehidupan tentunya Anda tidak akan terpisahkan dengan masalah
uang.

Sekarang, Anda sebagai orang tua, Jika ingin anak-anak Anda tumbuh
besar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab secara finansial,
menurut kami Anda harus membiarkan mereka sering menangani atau
berinteraksi dengan uang. Di usia dini, mereka perlu mempelajari cara
kerja bank dan mengetahui alasan mengapa mereka perlu menyimpan uang
di bank secara teratur. Mereka juga perlu mengembangkan kebiasaan
menabung uang untuk pembelian yang lebih besar. Berbagai pelajaran
ini akan membantu anak-anak Anda mengembangkan pemahaman yang jauh
lebih menyeluruh mengenai uang dan cara mengelolanya.

Perkenalkan Pola Menabung yang Baik

Menurut hemat kami, bila Anda memberikan uang saku setiap bulannya
kepada anak-anak Anda, sebaiknya juga diberikan sebuah sebuah cara
atau pola perencanaan dalam menggunakan uang dari uang saku
bulanannya secara konstruktif. Bila tidak maka mereka hanya akan
menganggap bahwa uang hanyalah sebuah mainan—yang mereka bisa mainkan
dan gunakan.

Dibutuhkan sebuah pandangan dengan memperkenalkan tujuan jangka
panjang yang diinginkan oleh anak Anda. Tujuan ini bisa berupa barang
yang sangat diinginkannya tentunya dengan menyisihkan sebagian dari
uang saku bulannya dan ditabung dalam tabungan. Sebagai contoh, bila
anak Anda menginginkan sepeda yang diidamkannya.

Maka Anda bisa memberikan gambaran seperti ini, harga sepeda kira-
kira Rp 250 ribu dan dengan uang saku setiap bulannya Rp 100 ribu
maka berikan gambaran bahwa mereka bisa mencoba untuk menyisihkan Rp
25 ribu setiap bulannya dan setelah 10 bulan akan terkumpul uang
sejumlah harga dari sepeda yang diinginkan. Bila terjadi di mana
harga dari sepeda naik, maka Anda sebagai orang tua dapat membantunya
dengan menambahkan kekurangannya.

Dengan mengajarkan pola seperti ini maka secara langsung memberikan
pandangan kepada mereka bahwa bila mereka menginginkan sesuatu yang
besar di depan maka mereka harus memilih untuk menunda penggunaan
uang yang dihasilkan dan menyisihkannya serta menginvestasikannya
untuk kebutuhan di depan tersebut atau melupakan tujuan masa
depannya. Dengan begitu mereka akan merasa memiliki prioritas dan
dengan keputusan yang diambil akan memberikan konsekuensi yang
berbeda-beda.

Kebiasaan menabung yang baik dimulai sejak dini. Untuk itu kami
melihatnya pentingnya Anda sebagai orang tua untuk memperkenalkan
bank atau produk perbankan kepada anak-anak Anda, sehingga mereka
dapat mengembangkan kebiasaan menabung. Dalam memperkenalkan bank
kepada anak-anak, kami melihat beberapa prinsip kunci yang sebaiknya
dipertimbangkan.

Menabung Teratur Kebiasaan Hidup

Dalam pembahasan kami beberapa waktu lalu, dimana Anda sudah
memberikan uang saku baik bulanan maupun mingguan secara rutin
sebagai uang jajan mereka. Jika Anda telah melakukan hal ini, berarti
anak-anak Anda sudah bisa diperkenalkan dengan pola menabung, yaitu
menyisihkan sejumlah tertentu dari uang saku yang mereka setiap
minggu atau bulannya dalam rekening tabungan si anak.

Buatlah rencana untuk menyetorkan tabungan ini ke bank sekitar
sebulan sekali, mereka perlu merasa nyaman pergi ke bank dan memahami
bahwa tempat itu adalah sebuah lembaga yang bisa membantu mereka
apabila digunakan dengan benar.

Biarkan si Anak Melakukannya

Dalam kaitannya dengan perbankan, biarkan anak Anda melakukan
penarikan dari atau penyetoran ke rekening banknya sendiri. Awalnya,
pasti perlu didampingi oleh Anda. Biarkan dia mengisi slip
penyetoran/ penarikan, antre, dan menghitung uangnya (dengan bantuan
Anda) setiap kali mereka melakukan transaksi di bank. Anak-anak yang
lebih besar bisa diperkenalkan dengan ATM, tapi yang terpenting
adalah anak Anda harus belajar bagaimana berhubungan dengan teller
(kasir bank) bilamana ingin mengambil atau menyetor uangnya.

Anak Anda perlu mengembangkan keterampilan untuk menegosiasikan
masalah uang secara langsung dengan orang, tidak dengan mesin! Dalam
kehidupan selanjutnya, keterampilan menegosiasikan masalah keuangan
pasti akan sangat bermanfaat bilamana mereka akan meminjaman uang
untuk membeli mobil, agunan, dan pendanaan bisnis dengan orang-orang.
Langkah ini penting untuk membangun keyakinan anak Anda berkaitan
dengan keuangan.

Gunakan Buku Tabungan

Ketika Anda pergi ke bank untuk membuka rekening bagi anak Anda,
mintalah sebuah buku tabungan. Dengan buku tabungan, anak Anda akan
bisa melihat setiap penyetoran dan penarikan yang terjadi, dan akan
memegang sesuatu yang terasa nyata. Pengalaman ini akan meningkatkan
kesadarannya terhadap proses perbankan. Dan dengan begitu mereka
dapat melihat pertumbuhan dari jumlah dana yang mereka tabung.

Bilamana Anda dana anak-anak Anda membuka rekening tabungan, ada
baiknya Anda menjelaskan secara umum beberapa hal berikut ini
mengenai bank dan menabung, misalnya, Anda menjelaskan mengenai
menabung uang untuk pembelian barang-barang yang mahal harganya di
masa depan. Atau Anda dapat menjelaskan dengan menabung di bank, uang
mereka akan lebih aman dan tidak hilang atau dicuri orang. Anda juga
bisa menjelaskan pertumbuhan uang yang mereka simpan karena adanya
bunga dan lain-lain.

Kartu ATM, Jangan Dulu

Ketika Anda membuka rekening tabungan untuk anak Anda bersama dengan
mereka, bank akan menawari Anda sebuah kartu ATM atau debit card.
Kami menyarankan Anda tidak menerimanya. Anak-anak yang masih kecil
tidak siap untuk menggunakan kartu ATM atau debit card. Mereka perlu
memahami dan menangani uang dengan cara yang praktis sebelum
melangkah ke sistem elektronik.

Kartu ATM membuat anak-anak bisa melakukan transaksi tanpa mengetahui
dari mana asal uangnya. Sebagai contoh, salah satu dari rekan kami,
pernah bercerita mengenai anaknya yang baru berusia tujuh tahun sebut
saja Anto. Ketika sedang jalan-jalan di mal, Anto merengek, minta
dibelikan mobil-mobilan. Teman kami itu mengatakan bahwa di dompet
papa tidak ada uang untuk membeli mobil-mobilan tersebut, lalu si
Anto menyuruh papanya mengambil "uang gratis", sambil menunjuk ke
sebuah mesin ATM dari salah satu bank. Hal ini sering kali kami
temukan, dimana anak-anak tidak diperkenalkan dengan beanr mengenai
ATM dan kegunaannya.

Satu hal lagi, kartu ATM membuat tabungan anak-anak terlalu mudah
diambil, dan mereka akan mengurasnya sampai habis. Kartu ATM juga
akan merusak kebiasaan menabung yang sedang Anda coba tanamkan.
Catatan: kartu ATM harus diperkenalkan kepada anak-anak Anda ketika
mereka memasuki masa remaja.

Tentukan Batas Maksimum Uang Belanja Harian

Meskipun anak Anda menyetor tabungan ke bank, ia mungkin mengumpulkan
uang tambahan dengan menabung uang belanja hariannya dan uang
hadiahnya. Jika jumlah uang di dompetnya menjadi terlalu banyak, ia
juga harus memasukkan kelebihannya ke dalam bank.

Saya anjurkan Anda menentukan batas maksimum di dalam dompetnya
sebesar Rp. 50 ribu, atau Rp. 100 ribu, atau sebanyak uang saku
selama dua minggu. Uang sejumlah ini akan cukup untuk membeli
beberapa barang yang cukup bagus tanpa perlu melakukan penarikan uang
dari bank.

Ada baiknya Anda juga memperkenalkan mereka dengan pola anggaran
kebutuhan yang harus mereka penuhi selama satu minggu. Dengan begitu
mereka bisa menganggarkan uang jajannya untuk kebutuhan satu minggu
sehingga mereka tidak perlu bolak-balik terlalu sering ke bank. Hal
ini akan sangat membantu mereka untuk melihat kebutuhan yang harus
mereka penuhi dengan uang jajan yang mereka terima.

Hindari Biaya Bank yang memberatkan

Sebagian besar bank mempunyai rekening tabungan khusus untuk anak-
anak. Rekening ini biasanya tidak dikenai biaya (administrasi) atau
dengan biaya administrasi yang lebih murah. Jadi, pastikan Anda
membuka rekening anak-anak untuk anak-anak Anda. Jika Anda
menggunakan rekening orang dewasa, biaya bank bisa dengan cepat
mengikis sejumlah kecil uang yang ditabung anak-anak Anda.

Dalam kaitannya dengan membangun kebiasaan menabung, yang terpenting
adalah membiasakan anak-anak Anda untuk menyisihkan uang sakunya dan
dialokasikan atau ditempatkan ke bank secara regular, misalnya
sebulan sekali.

Jangan Terlalu Mempermasalahkan Bunga

Bunga rekening tabungan semakin hari semakin rendah saja. Ketika kami
masih kecil dulu, memperoleh uang sebesar Rp1000 sudah banyak, uang
tersebut bisa digunakan untuk sesuatu yang cukup berharga. Namun
sekarang, tak banyak yang bisa Anda beli dengan uang Rp1000. Jadi,
jangan terlalu mempermasalahkan bunga yang diperoleh dari tabungan
anak-anak Anda. Pada tahap ini, yang penting adalah membantu mereka
menabung secara teratur dan membangun kebiasaan yang baik tersebut.

Demikianlah uraian singkat kami kali ini seputar menabung dan produk
perbankan yang dapat dijadikan sebagai alat belajar bagi anak-anak
Anda. Bangun kebiasaan menabung anak-anak Anda dengan membiasakan
mereka untuk berinteraksi dengan uang yang sudah Anda berikan kepada
mereka. Semoga uraian singkat ini bermanfaat

e-newsletter Smart WISDOM

Read full post >>