Prudential Indonesia Luncurkan PRUsyariah

Tuesday, December 25, 2007 0 comments

Selasa, 18 September 2007
JAKARTA (Suara Karya): PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) membuka cabang syariah dan meluncurkan produk PRUsyariah yang merupakan produk unit link. Presiden Direktur Prudential Indonesia, Kevin Holmgren mengatakan, pihaknya menyiapkan dana sebesar Rp 37 miliar sebagai modal awal pembentukan cabang syariah tersebut.
"Kami sangat serius memasuki pasar asuransi jiwa syariah. Ini antara lain dibuktikan dengan pelaksanaan riset mendalam akan pasar syariah. Komitmen itu dibuktikan dengan besarnya modal yang disiapkan, seperti ketentuan Departemen Keuangan," kata Kevin, di Jakarta, kemarin, saat peluncuran PRUsyariah.
Dari total dana sebesar Rp 37 miliar itu, sebesar Rp 10 triliun akan digunakan untuk keperluan sosialisasi, Rp 10 miliar untuk mengganti peralatan internal guna menyesuaikan dengan sistem syariah, Rp 10 miliar untuk modal awal, dan sisanya untuk keperluan lain-lain.
Dia memastikan produk terbaru ini akan menambah pendapatan perusahaan. Total pendapatan premi PT Prudential Indonesia pada kuartal kedua tahun 2007 mencapai lebih dari Rp 2 triliun, meningkat 87,5 persen dibandingkan dengan hasil yang diperolah pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Total pendapatan premi ini antara lain didapat dari penjualan bisnis baru yang meningkat 125 persen, dari periode sebelumnya menjadi Rp 1,3 triliun. Sementara itu jumlah investasi juga mengalami pertumbuhan yang signifikan menjadi Rp 7,1 triliun atau naik 65,7 persen dari periode sama tahun 2006.
"Dengan total pendapatan investasi sebesar lebih dari Rp 632 miliar, meningkat 110 persen dari tahun sebelumnya. Rasio risk based capital (RBC) perusahaan berhasil dipertahankan pada tingkat yang menunjukkan kekuatan keuangan perusahaan yaitu sebesar 616 persen," ujarnya.
Menjawab pertanyaan kenapa baru saat ini Prudential Indonesia meluncurkan produk syariah, Kevin mengatakan, ini adalah saat yang tepat. Pasalnya iklim investasi dan perekonomian di Indonesia menunjukkan tren pemulihan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Indonesia dinilai sebagai negara yang sangat potensial untuk dijadikan pasar produk syariah, karena merupakan negara muslim terbesar di dunia. (Devita)

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=182278